TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Pedagang Online di Lombok, Transaksi Lebih Mudah dengan BRImo

Pembayaran lebih cepat dengan jumlah yang pas

Pelaku UMKM mengecek pembayaran menggunakan aplikasi BRImo (IDN Times)

Lombok Timur, IDN Times – Pada tahun 2021, jumlah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) sebanyak 22 ribu orang. Jumlahnya meningkat pesat pada tahun 2022 yang berjumlah 70 ribu orang berdasarkan Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT) Kabupaten Lombok Timur. Kebanyakan dari mereka adalah pedagang online yang berjualan dari rumah.

Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Lombok Timur M Safwan mengatakan bahwa meningkatnya jumlah UMKM di Lotim saat ini disebabkan karena teknologi yang meningkat secara pesat. Pihaknya juga saat ini sedang gencar memperbanyak pelatihan dan sosialisasi kepada para pelaku UMKM di Lotim. Salah satu yang ditekankan adalah soal packing dan labeling, sehingga produk UMKM Lotim bisa bersaing.

Salah satu pedagang online (daring) di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Heryu mengaku lebih mudah bertransaksi sejak menggunakan BRI Mobile Banking (BRImo). Dia juga bisa langsung melakukan pengecekan apakah pembayaran dari pelanggan yang memesan barang sudah masuk atau tidak.

“Kalau dulu kan harus nunggu orang bayar cash (tunai), soalnya kalau ditransfer itu gak bisa cek langsung. Kalaupun ada yang transfer biasanya pembayaran di atas Rp500 ribu. Sekarang sudah ada Brimo, tinggal cek dari HP. Jualan bisa lebih cepat dan lebih mudah,” ujarnya kepada IDN Times, Kamis (11/5/2023).

Heryu menjual berbagai jenis barang secara daring. Ada pakaian, parfum, kosmetik, makanan, botol minuman dan beberapa pernak-pernik lainnya. Dia memasarkan barang dagangannya di media sosial, sebab dirinya tidak memiliki lapak atau toko untuk berjualan.

Meski tidak memiliki toko, tapi jualannya tetap laku. Dia secara rutin mengunggah foto  barang dagangannya di media sosial miliknya. Pengiriman barang dilakukan dengan cepat dan mudah. Ketika pelanggan atau pembeli sudah mengirimkan pembayaran, maka Heryu langsung melakukan packing (membungkus) dan mengirim barang pesanan pelanggannya itu.

“Kalau lokasinya dekat, biasanya saya antar langsung. Tapi kalau jauh, harus pakai jasa pengiriman barang,” ujarnya.

Baca Juga: Kisah Husniati di Lombok, Catat Transaksi BRILink Rp2 Miliar Sebulan

1. Tak perlu melakukan pengecekan ke mesin ATM

Ilustrasi ATM Centre (IDN Times/Mardya Shakti)

Dia mengaku sangat terbantu dengan adanya Brimo ini. Sebab dia tak perlu pergi ke mesin ATM untuk melakukan pengecekan apakah pembayaran sudah dilakukan oleh pelanggannya. Itu pun tidak bisa dilakukan secara mendetail. Dia harus membawa catatan jumlah saldo terakhirnya, kemudian ditambahkan dengan jumlah pembayaran yang dikirimkan oleh pembeli.

“Jadi harus simpan catatan jumlah saldo terakhir, itu bikin ribet. Kalau sekarang kan pakai Brimo itu bisa cek langsung dari aplikasi, asalkan tetap ada kuota internet saja,” ujarnya.

Dia mengaku lebih suka bertransaksi melalui transfer langsung ke rekeningnya dibandingkan transaksi tunai. Hal itu disebabkan karena pembayaran secara tunai terkadang bisa kurang atau harus menyiapkan kembalian.

“Kalau pakai uang tunai kadang ada kurang. Gak banyak sih, kadang kurang Rp2 ribu, kadang Rp3 ribu. Kadang bilangnya nanti dibayar, eh gak dibayar-bayar juga. Kita juga sungkan mau nagih kalau cuma Rp2 ribu,” ujarnya.

Untuk menyikapi hal tersebut, dirinya juga akan segera menyiapkan barcode QRIS di rumahnya. Sehingga pembeli yang datang secara langsung juga bisa membayar menggunakan QRIS.

“Saya sudah tahu tentang pembayaran pakai QRIS. Secepatnya akan saya siapkan juga. Jadi bagi pembeli yang datang langsung akan saya minta untuk membayar menggunakan QRIS kalau memang memungkinkan bagi mereka,” ujarnya.

Saat ini, Heryu tidak memberlakukan COD (Cash on Delivery) saat berjualan. Meski pelanggannya masih satu kecamatan, namun dirinya tetap meminta pembayaran di muka melalui nomor rekening miliknya.

“Pernah ada yang mau COD, pas kita datang ke lokasi tempat pertemuan, eh orangnya gak datang. Jadinya rugi waktu dan bensin untuk pergi ke lokasi,” ujarnya.

Heryu mencatatkan omzet per hari rata-rata Rp200 ribu. Saat Ramadan, omzet hariannya antara Rp300 ribu hingga Rp500 ribu.

"Namanya juga masih merintis bisnis ya, jadi omzet belum banyak. Tapi saya tetap bersyukur, karena barang dagangan saya laku dan tetap ada pembelinya setiap hari," ujarnya.

2. Cara aman bertransaksi menggunakan BRImo

Aplikasi BRIMo. (Dok. BRI)

Berikut ini cara bertransaksi dengan aman menggunakan BRImo seperti yang dikutip dari laman promo.bri.co.id :

1. Download atau update Aplikasi BRImo di Google Play Store maupun App Store

2. Gunakan jaringan internet yang aman (hindari wi-fi publik)

3. Jangan gunakan User ID dan Password yang mudah ditebak

4. Hindari pemakaian tanggal lahir untuk PIN BRImo

5. Rahasiakan User ID, Password & PIN dari orang lain

6. Ubah Password dan PIN secara rutin

7. Periksa mutasi rekening secara rutin

8. Aktifkan SMS notifikasi di kantor BRI terdekat

9. Pastikan log out sempurna saat selesai memakai BRImo

Baca Juga: Bahayakan Penerbangan, Petugas Tertibkan Kerbau Sekitar Bandara Lombok

Berita Terkini Lainnya