Kisah Husniati di Lombok, Catat Transaksi BRILink Rp2 Miliar Sebulan

Kini tak perlu pergi jauh untuk menjangkau mesin ATM

Lombok Timur, IDN Times – Husniati, salah satu agen BRILink dari Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku senang selama menjadi agen sejak tahun 2017. Dia pernah mencatat hingga 1.700 transaksi dengan perputaran uang sebesar Rp2 miliar dalam sebulan.

Selain menjadi agen BRILink, Husniati juga memiliki beberapa bisnis lainnya. Dia menjual sembako, jajanan hingga buah durian. Dia juga mengelola homestay yang biasanya disewa oleh wisatawan yang datang ke Desa Wisata Tetebatu.

“Banyak kemudahan yang saya dan pelanggan saya dapatkan selama menjadi agen BRILink. Warga yang merupakan pelanggan saya tidak perlu jauh-jauh untuk mengambil atau mengirim uang,” kata Husniati kepada IDN Times, Senin (8/5/2023).

Warga di sekitar rumah Husniati kini tidak perlu keluar banyak biaya untuk pergi ke mesin ATM (automated teller machine). Jarak antara lokasi mesin ATM dengan perkampungan di lingkungan Husniati sejauh dua kilometer. Sebelum adanya BRILink ini, warga sekitar harus mengeluarkan ongkos lebih karena harus membayar ojek saat ingin mengirim uang atau mengambil uang.

“Jarak dari rumah ke tempat mesin ATM itu cukup jauh. Kalau pakai ojek, bayarnya bisa Rp20 ribu bolak balik. Setelah ada BRILink ini, biaya admin hanya Rp5 ribu,” ujarnya.

1. Pernah dapat keuntungan Rp8,5 juta dari transaksi BRILink

Kisah Husniati di Lombok, Catat Transaksi BRILink Rp2 Miliar SebulanHusniati dengan wisatawan yang membeli durian di warungnya (Dok Husniati)

Husniati mengaku bahwa jumlah transaksi setiap bulan itu tidak sama. Kadang hanya mencapai seribu transaksi, kadang lebih dari itu. Namun dirinya mengaku pernah mencatat transaksi terbanyak hingga 1.700 transaksi. Dari jumlah transaksi ini, Husniati mendapatkan keuntungan hingga Rp8,5 juta sebulan.

Sementara itu, rata-rata keuntungan yang didapatkan dari transaksi BRILink dalam sebulan adalah Rp5 juta. Itu didapatkan dari rata-rata jumlah transaksi sebanyak seribu kali. Husniati merasa senang, sebab pendapatan itu bisa digunakan untuk kebutuhan hidupnya bersama keluarga. Sebagian juga masih bisa ia tabung.

“Itu dari transaksi BRILink saja. Saya juga ada usaha lain kan di rumah, jualan sembako dan jualan buah durian. Saya juga mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan itu. Jadi sangat bersyukur ada BRILink ini, pendapatan saya bisa dari dua sisi,” ujarnya.

2. Pembayaran menggunakan QRIS

Kisah Husniati di Lombok, Catat Transaksi BRILink Rp2 Miliar SebulanPembayaran menggunakan QRIS di warung milik Husniati (Dok Husniati)

Selain menggunakan BRILink, Husniati juga menyiapkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) bagi pelanggan. Dia mengaku penggunaan QRIS ini juga sangat membantu dirinya dan pembeli. Terutama bagi wisatawan yang datang ke Tetebatu dan ingin belanja di warung miliknya namun tidak membawa uang tunai.

“Kadang-kadang ada wisatawan yang datang menginap. Kalau duit cash (tunai) mungkin tidak bawa banyak, jadi mereka bisa membayar menggunakan QRIS. Adanya QRIS ini juga sangat membantu, misalnya saat orang itu tidak bawa kartu ATM atau uang tunai,” ujarnya.

Tinggal di desa wisata, Husniati melihat perlu ada kemudahan bagi wisatawan. Salah satunya dengan pembayaran menggunakan QRIS. Dia menyediakan barcode QRIS itu di homestay dan warung miliknya. Dengan begitu, wisatawan atau pembeli yang ingin melakukan pembayaran bisa bertransaksi dengan lebih mudah.

Baca Juga: Ekonomi NTB Tumbuh 3,57 Persen Selama Triwulan I 2023

3. Soal ojek transfer

Kisah Husniati di Lombok, Catat Transaksi BRILink Rp2 Miliar Sebulanilustrasi transaksi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain sebagai agen BRILink, Husniati juga membuka jasa bagi yang ingin mengirim uang namun penerima belum memiliki buku tabungan. Selama ini, warga Tetebatu yang tidak memiliki tabungan biasanya menggunakan jasa ojek transfer.

Penyedia jasa ojek transfer biasanya menetapkan tarif atau biaya transfer tergantung dari nominal uang yang dikirim atau diterima. Sehingga hal ini sangat memberatkan bagi pengguna jasa atau warga yang belum memiliki buku tabungan.

“Misalnya ada yang kirim uang Rp15 juta, itu biaya yang ditarik oleh ojek transfer bisa sampai Rp1 juta. Itu sudah lumrah di sini. Kalau pengiriman menggunakan rekening saya kan, biaya adminnya tetap Rp5 ribu. Jadi bisa membantu sesama lah ini,” ujarnya.

Dia melihat beberapa tetangganya tidak bisa membuat buku tabungan karena terkendala administrasi. Misalnya tidak memiliki kartu keluarga, karena orang tuanya tidak mencatatkan pernikahannya alias menikah siri.

“Kalau dulu banyak itu, tapi sekarang sudah mulai berkurang. Beberapa juga sudah bisa bikin kartu keluarga dan KTP, jadi bisa buka rekening di bank. Jadi kalau mau transaksi bisa melalui BRILink saya,” ujarnya.

Selain itu, Husniati yang juga merupakan guru di salah satu sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini mengaku terus berusaha memberikan edukasi keuangan bagi warga sekitar, terutama wali muridnya. Semua muridnya juga kini sudah terdaftar sebagai nasabah BRI khusus untuk anak-anak atau BRI Junio. Khusus untuk tabungan anak ini, tidak dibebankan biaya admin. Sehingga dapat memudahkan orang tua yang ingin menabung biaya pendidikan bagi anak-anaknya.

“Saya berusaha memberikan edukasi tentang keuangan bagi wali murid. Harapannya, agar orang tua atau wali murid bisa menabung dengan baik untuk biaya pendidikan anak-anak kedepannya,” harapnya.

4. Syarat menjadi agen BRILink

Kisah Husniati di Lombok, Catat Transaksi BRILink Rp2 Miliar SebulanIlustrasi Transaksi BRILink (IDN Times/Bank BRI)

Bagi nasabah BRI yang ingin menjadi agen BRILink, berikut syarat dan cara menjadi agen BRILink yang dikutip dari laman promo.bri.co.id.

Syarat jadi agen BRILink:

  1. WNI Perseorangan / instansi non berbadan hukum
  2. Memiliki usaha minimal 2 tahun
  3. Memiliki rekening simpanan berkartu di Bank BRI, menyetor uang jaminan sebesar
  4. Rp3 juta (khusus EDC) dan saldo tersebut diblokir selama menjadi agen
  5. Memiliki surat keterangan usaha (sekurang-kurangnya dari perangkat desa)
  6. Memiliki smartphone android minimal OS 4.4 (Kitkat), akses internet dan printer mobile (optional) bagi agen BRILink Mobile
  7. Belum menjadi agen dari bank penyelenggara Laku Pandai.

Syarat dokumen jadi agen BRILink:

  1. Identitas berupa fotocopy dokumen identitas pemilik: KTP pemilik / pengurus atau NPWP pemilik (untuk badan usaha)
  2. Dokumen usaha surat keterangan usaha minimal dari RT/RW, atau SIUP, SITU, TDP (untuk agen berbadan usaha)
  3. Akte pendirian (untuk agen berbadan usaha)
  4. Izin usaha lainnya
  5. Rekening tabungan
  6. Fotocopy bukti kepemilikan rekening: buku tabungan / rekening koran
  7. Dokumen pengajuan
  8. Formulir pengajuan Agen BRILink
  9. Perjanjian kerja sama BRILink.

5. Prosedur dan layanan

Kisah Husniati di Lombok, Catat Transaksi BRILink Rp2 Miliar SebulanAgen BRILink (youtube.com)

Sementara itu, berikut ini cara menjadi agen BRILink:

  1. Persiapkan syarat dan dokumen yang dibutuhkan
  2. Kunjungi unit kerja BRI terdekat
  3. Pihak BRI akan melakukan verifikasi dokumen
  4. Jika disetujui, pemohon sudah bisa menjadi agen BRILink

Sedangkan layanan yang bisa didapatkan dari agen BRILink adalah:

  1. Transfer ke sesama BRI
  2. Transfer BRI ke bank lain
  3. Transfer bank lain ke BRI
  4. Setor dan tarik tunai
  5. Bayar listrik
  6. Bayar belanja online
  7. Beli pulsa
  8. Setoran pinjaman
  9. Top up BRIZZI
  10. Info saldo
  11. Bayar tagihan air
  12. Bayar BPJS
  13. Bayar telepon
  14. Bayar cicilan
  15. Setoran pinjaman
  16. Top up tabungan emas Pegadaian

Itulah produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh pelanggan pada agen-agen BRILink di mana saja.

Baca Juga: NTB Hati-hati Berikan HGB untuk Investor Gili Kalong Sumbawa Barat 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya