Warga Keluhkan Tarif Listrik yang Tinggi di Rumah Relokasi Banjir Bima
Instalasi listrik yang terpasang bekapasitas daya 1300 VA
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times - Rumah relokasi banjir di Desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) belum sepenuhnya ditempati warga. Dari 185 rumah, hingga saat ini masih ada 9 unit rumah yang belum berpenghuni.
Selain sebagian masih kosong, para penghuni rumah relokasi juga mengeluhkan tingginya tarif listrik. Bahkan dalam sebulan, mereka harus merogoh kocek hingga Rp200 ribu.
"Iya masih ada 9 rumah yang belum ditempati oleh korban terdampak banjir bandang," kata Kepala Desa (Kades) Tambe Candra Nan Arif dihubungi IDN Times, Rabu siang (24/5/2023).
Baca Juga: Ternyata ini Pengusaha yang Perbaiki Jalan di Bima Pakai Uang Pribadi
1. SK kepemilikan belum diberikan Pemda
Menurut Candra, 9 hunian tetap yang dibangun pemerintah pusat itu sengaja tidak diberikan Pemda Surat Keputusan (SK) kepemilikan kepada penerima manfaat. Alasannya, warga masih bersikeras menginginkan lebih dari satu rumah, diluar dari Petunjuk Teknis (Juknis) pembagian.
"Yang minta lebih dari satu ini, warga yang dulu tinggal bersama beberapa Kepala Keluarga (KK) dalam satu rumah. Menurut Pemda, itu gak dibenarkan dalam Juknis pembagian, mereka tetap dikasih satu rumah saja," tegasnya.
Baca Juga: Lowongan Kerja Nakes Bima di Jepang Dibuka, Digaji hingga Rp27 Juta