TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Dirawat, 8 Tower Jaringan Komunikasi di Bima Masih Lemah Sinyal 

Tidak ada biaya operasional dari pihak Bakti Nusantara

ilustrasi tiang pemancar untuk komunikasi seluler (unsplash.com/Mario Caruso)

Bima, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat alokasi 8 unit Base Transceiver Station (BTS) dari Kementerian Kominfo melalui Bakti Nusantara. Pemancar jaringan tersebut berhasil dibangun di atas lahan yang dihibahkan warga pada 2021 lalu.

Sayangnya, 8 unit BTS tersebut tidak beroperasi sebagaimana mestinya. Warga yang tinggal di sekitar lokasi pembangunan BTS, masih mengalami kesulitan sinyal telekomunikasi maupun internet.

Baca Juga: Demo Tuntut Perbaikan Jalan Rusak di Bima Ricuh, 24 Demonstran Dibekuk

1. Kapasitas sinyal masih lemah

Website

Kepala Bidang PTIK Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskomfotik) Kabupaten Bima, Muhammad tidak menampik kondisi tersebut. Bahkan pihaknya kerap menerima pengaduan dari masyarakat, soal kesulitan sinyal pasca pembangunan BTS.

"Sinyalnya memang masih lemah, bahkan ada juga belum sempat dioperasikan. Kondisi ini kami juga sudah teruskan ke pusat," katanya pada IDN Times, Selasa (30/5/2023).

2. Tidak ada biaya operasional dari Bakti Nusantara

Ilustrasi menerima uang (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Menurut Muhammad, 8 BTS tidak beroperasi maksimal karena tidak adanya biaya operasional dari pihak Bakti Nusantara. Pasca-membangun, mereka lalu melepaskan begitu saja. Tidak ada tindak lanjut terkait operasional BTS tersebut.

"Padahal BTS ini harus dirawat dengan biaya operasional. Kalau gak ada biaya operasionalnya, pantas aja di sejumlah desa itu masih lemah sinyal," bebernya.

Baca Juga: Warga Bima Tutup Jalan Selama Dua Hari, Lalu Lintas Lumpuh Total

Berita Terkini Lainnya