Sopir Bus di Bima Tuntut Penyesuaian Tarif, setelah Naiknya Harga BBM
Para sopir melakukan aksi mogok kerja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times - Puluhan sopir bus antar kota dan provinsi di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan aksi mogok kerja pasca kenaikan harga BBM jenis solar subsidi, Selasa (6/9/2022). Mereka hanya sekadar memarkir busnya di Jembatan Pandai Kecamatan Woha Bima.
Salah seorang perwakilan sopir bus rute Bima-Sumbawa bernama Buhari mengatakan, para sopir ini menuntut penyesuaian tarif mengangkut penumpang menjadi kewenangan pemerintah. Kenaikan tarif ini tentunya disesuaikan dengan harga solar subsidi seperti sekarang ini.
“Tarif harus naik sesuai dengan kondisi harga BBM sekarang ini. Kalau gak, kami yang rugi," keluhnya.
Baca Juga: Limbah di Teluk Bima, Pertamina: Terminal BBM Bima Tidak Ada Masalah
1. Meminta penertiban transportasi mobil pikap dan travel
Selain penyesuaian tarif, Buhari pun menuntut Dinas Perhubungan Bima menertibkan keberadaan jasa travel dan mobil pikap turut melayani transportasi antar kota. Keberadaan dua jasa travel ini mengancam keberlangsungan jasa transportasi bus antar kota.
"Travel dan mobil pikap harus ditertibkan pemerintah. Supaya perusahaan otomotif (PO) tidak gulung tikar,” tutupnya.
Sebelum itu terjadi, dia meminta pemerintah segera ambil sikap agar sopir bus tidak hilang mata pencaharian. Memicu peningkatan angka pengangguran di Bima.
Baca Juga: Wagub NTB Apresiasi Pembentukan Forum Jurnalis Perempuan Cabang NTB