Pengakuan Ayah Korban Pemerkosaan, Anaknya Trauma dan Sakit-sakitan
Korban dirundung dan dicibir saat masuk sekolah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times - Tindak pidana kekerasan seksual nampak masif beredar di sejumlah pemberitaan media massa. Bahkan mirisnya korban mendapat tindakan asusila itu dari orang terdekat, baik ayah kandung ataupun teman dekat. Dampak jangka panjangnya adalah korban trauma berat hingga enggan dan tidak percaya diri untuk pergi ke sekolah atau keluar rumah.
Di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) misalnya, akhir tahun 2021 lalu salah seorang anak jadi korban pemerkosaan bergilir oleh lima orang pelaku. Satu di antaranya adalah teman dekat korban.
Meski kasus tersebut sudah 1,4 tahun berlalu, namun rasa trauma dan takut terus mengiringi hari-hari korban dan keluarganya. Korban juga mendapatkan cibiran dan perundungan setelah peristiwa pemerkosaan itu terjadi. Bukan itu saja, sejak kejadian itu, korban dan ibunya sakit-sakitan.
Baca Juga: [LIPSUS] Darurat Kekerasan Seksual, Provinsi NTB Dikepung Pedofil
1. Dirundung hingga menangis di sekolah
Ayah korban inisial JD mengatakan, sejak kasus terungkap, putri sulungnya itu mengalami trauma berat. Bahkan tidak berani dan merasa malu masuk sekolah, selama dua bulan setelah kejadian.
Karena terus dibujuk dan didatangi oleh pihak sekolah, siswi yang kini duduk di bangku SMA itu akhirnya mau kembali bersekolah. Awal masuk sekolah, putrinya sering dicibir dan dirundung oleh rekan-rekannya hingga menangis.
"Kejadian itu, anak saya lalu lapor ke kami setelah pulang sekolah," jelas dia saat ditemui di kediamanya, Senin malam (21/11/2022).
Tidak terima anaknya dirundung, JD bersama keluarga mendatangi sekolah setempat. Meminta kepada pihak sekolah agar dipertemukan dengan siswa terkait dan mendesak mereka supaya dikeluarkan dari sekolah setempat.
Saat pertemuan itu, pihak sekolah memberikan pembinaan sekaligus mengeluarkan keputusan tegas. Terhadap siswa yang melakukan tindakan serupa di kemudian hari, akan dikeluarkan langsung dari sekolah tanpa toleransi.
"Alhamdulillah, sampai sekarang gak ada laporan lagi. Biasanya anak saya kalau dicibir oleh temannya di sekolah, dia lapor ke kami," akunya.
Baca Juga: Jaksa Telaah Laporan Dugaan Korupsi Anggaran Sewa Rumah DPRD Bima