TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Niat Bantu Suami di Malaysia, Yuli Pendarahan dan Meninggal Dunia

Sempat diobati secara tradisional sehari sebelum meninggal

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Mardya Shakti)

Bima, IDN Times - Nasib nahas dialami Yuli, Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di Malaysia asal Desa Tonda Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Ibu dari satu anak ini dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami pendarahan.

Sehari sebelum dilaporkan tewas di negeri jiran Malaysia, korban sempat utarakan keinginan agar dipulangkan ke kampung halamannya melalui sambungan telepon. Namun kondisi ekonomi dirasa tidak memungkinkan, hingga akhirnya Yuli meninggal dunia di tanah perantauan itu.

Baca Juga: 4 Peserta Ujian PPPK di Kota Bima Absen, Ada yang Ketinggalan Pesawat

1. Baru 7 bulan merantau di Malaysia bantu suami

Ilustrasi Perkebunan Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Kepala Desa Tonda, Arif Fahmi yang dikonfirmasi membenarkan ada warganya yang bernama Yuli meninggal di Negara Malaysia. Dia dilaporkan meninggal dunia, setelah sekitar 7 bulan menyusul sang suaminya, Fikram yang bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit di Malaysia.

Selama berada ada di daerah setempat, sehari-hari Yuli ikut membantu pekerjaan sang suami. Hingga pada November lalu, dia mengalami pendarahan hebat, akibat keguguran anak kedua. 

"Kabarnya dia keguguran saat itu. Setelah sembuh, dia kerja lagi bantu suami," terang dia dikonfirmasi via ponsel, Senin pagi (12/12/2022). 

2. Kembali pendarahan hingga temui ajalnya

ilustrasi pendarahan otak (freepik.com/cookie studio)

Di sela-sela membantu sang suami mendulang rupiah, Yuli tiba-tiba kembali mengalami pendarahan hebat. Ketika itu, perempuan 35 tahun ini sempat mengutarakan keinginan ke suami dan orang tua di kampung, agar dipulangkan kembali ke tanah air.

Namun, permintaan Yuli tak sanggup untuk dipenuhi lantaran kondisi ekonomi tidak memungkinkan. Karena biaya pemulangan dari Malaysia hingga ke Bima cukup banyak menurut mereka.

"Kondisi ekonomi tidak memungkinkan, sehingga dia tidak dipulangkan," terang Kades.

Baca Juga: Ada 194 Kasus DBD di Bima, Ternyata ini Pemicunya!

Berita Terkini Lainnya