TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Garam di Bima Naik Drastis, Kini Rp480 Ribu Sekarung

Tidak bisa produksi banyak karena curah hujan tinggi

Foto petani garam di Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima (IDN Times/Juliadin Sutarman)

Bima, IDN Times - Harga garam di wilayah Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melambung. Dari sebelumnya Rp150 ribu, kini dibanderol menjadi Rp480 ribu per karung.

Kenaikan harga garam ini mulai merangkak naik sejak pertengahan tahun 2022 lalu. Pada akhirnya di tingkat petani saat ini dibanderol Rp480 ribu sekarung ukuran 70 kilogram.

Baca Juga: Perbaikan Jalan Wadukopa-Kala di Bima Batal, Dana pada APBD Dihapus? 

1. Dipicu curah hujan yang tinggi

Ilustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut seorang petani garam di Desa Sanolo, Suryadin, kenaikan harga garam ini dipengaruhi lantaran kekurangan stok. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang cukup tinggi, sehingga produksi kebutuhan dapur itu tak bisa dilakukan dengan maksimal.

"Musim hujan yang panjang dan curah hujan tinggi, sehingga petani garam tidak bisa melakukan produksi," kata Suryadin dikonfirmasi, Rabu (3/5/2023).

2. Stok garam kosong

Ilustrasi garam kasar (pixabay.com/Logga Wiggler)

Kondisi itu, kata Suryadin, mengakibatkan stok garam di tingkat petani berkurang, bahkan kosong. Sehingga tidak heran, harga garam di tingkat petani saat ini terus merangkak naik. 

"Karena kekurangan produksi, sehingga berpengaruh terhadap kenaikan harga garam," beber Suryadin.

Baca Juga: Maling Motor di Bima Ditangkap saat Tidur, Ingin Kabur dan Ditembak

Berita Terkini Lainnya