Tergusur Bendungan, Siswa SD Bukit Tinggi Belajar ke Rumah Warga
Lebih dari 60 siswa belajar selama tiga tahun di rumah warga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lombok Barat, IDN Times - Bangunan SDN 3 Bukit Tinggi di Dusun Murpadang Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunungsati Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat (NTB) tergusur proyek pembangunan Bendungan Meninting Lombok Barat. Sebanyak 63 siswanya terpaksa menjalani proses belajar mengajar di rumah warga selama tiga tahun terakhir.
"Setelah itu kami terdampak lagi oleh pembangunan Bendungan Meninting. Getaran dan alat berat juga membuat bangunan sekolah retak-retak," kata Kepala Sekolah SDN 3 Bukit Tinggi Sariu, Jumat (26/11/2021).
Bangunan SDN 3 Bukit Tinggi sempat menjadi korban gempa Lombok pada 2018 silam. Tetapi setelah dibangun ulang, bangunan gedung sekolah ini malah tergusur proyek pembangunan Bendungan Meninting Lombok Barat.
Baca Juga: Pengembang Akan Bangun Rumah Tahan Gempa Berstandar Jepang di NTB
1. Tergusur pembangunan Bendungan Meninting
Pasca gempa Lombok, Sariu mengatakan, proses belajar mengajar SDN 3 Bukit Tinggi dilakukan di salah satu rumah warga di Dusun Murpadang.
Tetapi setelah itu, pemerintah sempat melakukan rekonstruksi pembangunan gedung sekolah. Hingga seluruh siswa pun sempat menjalankan proses belajar mengajar kembali di bangunan sekolah seluas 1.100 meter persegi.
Pembangunan Bendungan Meninting, lanjut Sariu ternyata juga berdampak pada fisik bangunan sekolah. Getaran peralatan berat membuat bangunan sekolah menjadi retak-retak.
Pihak kontraktor, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Bahagia Bangun Nusa lantas meminta pihak sekolah memindahkan bangunan SDN 3 Bukit Tinggi. Alasannya, bangunan sekolah akan terkena proyek pembangunan Bendungan Meninting.
"Mereka minta pindah. Karena kan kena pembangunan bendungan. Kita terpaksa pindah ke rumah Pak Abdul untuk belajar siswa sementara waktu itu," cerita Sarui.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di NTB Turun, 134 Pasien Masih dalam Perawatan