TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Seperti Penjara, Akses Masuk Rumah Warga Mataram ini Ditutup Tetangga 

Dua gang masuk rumahnya ditutup bangunan rumah tetangga

Akses jalan masuk rumah warga ditembok warga/dok. Supriadi

Mataram, IDN Times – Jalan masuk rumah Supriadi (49) ditutup total. Aktivitas warga yang berasal dari Lingkungan Gerung Butun Barat Kelurahan Mandalika Kecamatan Sandubaya Kota Mataram ini pun menjadi terbatas. Pasalnya, dua gang masuk rumah Supriadi ditembok oleh tetangganya yang tidak lain adalah kerabat dekat dari istri Supriadi.

“Kami mau cari nafkah lewat mana? Kami minta kemurahan hati pemilik lahan untuk membuka jalan,” kata Supriadi kepada IDN Times, Senin (27/12/2021).

Baca Juga: Tega! Seorang Ayah di Lombok Setubuhi Anak Kandungnya Berulang Kali

1. Minta kemurahan hati pemilik lahan

Supriadi minta kemurahan hati pemilik lahan/dok. Supriadi

Menurut Supriadi, penutupan gang rumahnya terjadi pada Sabtu (25/12/2021) kemarin. Awalnya, kata Supriadi, dia membeli lahan seluar 100 meter persegi pada mertuanya tahun 1989 lalu.

Pada saat dibeli, akses masuk ke lahannya itu memiliki jalan dan gang. Namun, tanpa sepengetahuan dia, mertua Supriadi tiba-tiba menjual tanahnya kepada adik ipar mertuanya itu.

“Waktu itu yang punya tanah mertua dan adik ipar saya. Belum dibagi. Luasnya 300 meter persegi. Dijual ke ipar adik mertua saya,  almarhum Pak Mahir,” katanya.

2. Gang pertama ditutup oleh bangunan

Akses jalan warga ditutup tembok dapur/dok. Supriadi

Supriadi menuturkan bahwa pembelian tanah itu dari penjual atas nama Mahir. Kemudian terdapat sisa lahan dari 300 meter persegi itu seluas  setengah are di belakang rumah Supriadi.

“Sisa tanah itu diberikan ke adik mertua saya dan diwariskan ke anaknya sisa tanah itu. Termasuk dari ibu mertua saya itu jadinya, lebih dari 100 meter persegi,” katanya.

Dari rentetan itu, kata Supriadi, pemilik tanah atas nama Mahir tidak mau menerima jika gang Supriadi tetap digunakan sebagai jalan keluar masuk. Sebab itu merupakan hak tanah dari Mahir.

“Pak Mahir akhirnya buat jalan sendiri di belakang rumahnya. Dia buat akses jalan sendiri, tembus, ditutup akses saya itu pakai seng. Waktu itu dia beli di mertua saya. Diberikanlah saya sisa seng di sebelah rumahnya,” katanya.

Supriadi juga menambahkan bahwa paman mertua yang menempati tanah itu awalnya dipinjamkan ke Supriadi seluar 70 cm sebagai akses jalan. Belakangan lahan itu ditutup untuk dibuat menjadi dapur rumah.

“Setelah pak Mahir meninggal, tanah itu dijual ke Pak Musbah. Dia merasa dia punya tanah lalu dia tembok habis pakai buat dapur gang itu,” kata Supriadi.

Baca Juga: Bertanya Soal Honor, Penulis Asal Mataram ini Malah Disebut Gadungan

Berita Terkini Lainnya