Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Self-Reflection: Surat untuk Diri Sendiri yang sedang Belajar Memaafkan

Ilustrasi surat untuk diri sendiri yang sedang belajar memaafkan. (Pinterest/Rose Pixel)
Intinya sih...
  • Memaafkan adalah langkah yang membebaskan
  • Maafkan dirimu dulu, karena kamu layak untuk diberi kesempatan kedua
  • Kamu tidak harus melupakan untuk bisa memaafkan, memaafkan adalah hadiah untuk dirimu sendiri

Memaafkan bukan perkara mudah. Kadang luka terlalu dalam, kata-kata terlalu tajam, dan kenangan terlalu nyata untuk dilupakan begitu saja. Apalagi jika yang perlu dimaafkan adalah diri sendiri, atas pilihan yang salah, keputusan yang disesali, atau harapan yang tidak berjalan seperti seharusnya. Dalam proses itu, ada hari-hari yang terasa seperti berjuang melawan diri sendiri, antara ingin melepaskan dan masih terikat oleh rasa sakit.

Surat ini ditulis untukmu, yang sedang berada di tengah proses memaafkan. Baik memaafkan orang lain, situasi yang tak adil, ataupun dirimu sendiri yang sedang mencoba berdamai. Tidak apa-apa jika hari ini belum sepenuhnya bisa. Proses ini tidak harus cepat, tidak harus sempurna. Yang penting adalah kamu masih mau mencoba, dan itu sudah sangat berarti.

Berikut surat untuk diri sendiri yang sedang belajar memaafkan.

1. Surat untuk diri sendiri yang sedang belajar memaafkan

Ilustrasi surat untuk diri sendiri yang sedang belajar memaafkan. (Pinterest/xohee)

Hai kamu,

Aku tahu tidak mudah berada di titik ini. Di antara luka yang belum sembuh dan keinginan untuk melepaskan, kamu sedang mencoba yang terbaik untuk menjadi versi dirimu yang lebih tenang. Kamu ingin memaafkan, bukan karena melupakan, tapi karena kamu tahu hatimu butuh ruang untuk bernapas lagi. Aku bangga padamu, karena tidak semua orang punya keberanian sebesar itu.

Memaafkan bukan berarti membenarkan apa yang terjadi. Bukan pula berarti kamu harus menghapus perasaan yang pernah ada. Memaafkan adalah memilih untuk tidak lagi membiarkan luka itu mengendalikan harimu. Dan aku tahu, itu adalah langkah yang paling berat tapi juga paling membebaskan.

2. Maafkan dirimu dulu

Ilustrasi surat untuk diri sendiri yang pernah merasa tidak cukup. (Pinterest/ngυyen phung)

Kadang, yang paling sulit dimaafkan justru bukan orang lain, tapi diri sendiri. Kamu mungkin menyalahkan dirimu karena pernah terlalu percaya, terlalu diam, terlalu terlambat, atau terlalu takut. Kamu menyimpan banyak “seandainya” dalam benakmu, dan itu membuatmu semakin sulit berdamai dengan masa lalu.

Tapi hari ini, izinkan aku mengatakan ini: kamu tidak tahu segalanya waktu itu. Kamu melakukan yang terbaik yang kamu bisa, dengan hati yang kamu punya, dan dengan pengalaman yang belum sebanyak sekarang. Kamu bukan gagal, kamu sedang belajar. Jadi maafkan dirimu. Bukan karena kamu lemah, tapi karena kamu layak untuk diberi kesempatan kedua.

3. Kamu tidak harus melupakan untuk bisa memaafkan

Ilustrasi surat untuk diri sendiri setelah mengalami kegagalan. (Pinterest/Satoshi Uchida)

Kebanyakan orang mengira bahwa memaafkan berarti melupakan segalanya. Tapi itu tidak benar. Kamu bisa memaafkan dan tetap mengingat. Mengingat dengan lebih tenang, tanpa kemarahan. Mengingat tanpa ingin membalas. Itu bukan kelemahan, itu tanda bahwa hatimu mulai kuat.

Tidak apa-apa jika sampai hari ini kamu masih merasa sedikit marah atau kecewa. Kamu manusia. Proses itu tidak instan. Yang penting, kamu terus memilih untuk tidak menyimpan dendam, meski rasanya masih mengganjal. Itu adalah keberanian yang luar biasa.

4. Memaafkan bukan hadiah untuk orang lain, tapi untuk dirimu

Ilustrasi surat untuk diri sendiri yang sedang belajar memaafkan. (Pinterest/Rose Pixel)

Sering kali kita berpikir bahwa jika kita memaafkan, maka orang lain yang “diuntungkan.” Padahal, memaafkan adalah hadiah untuk dirimu sendiri. Agar kamu tidak terus-menerus membawa beban dari masa lalu ke masa depan. Agar kamu bisa tertawa lepas tanpa dihantui rasa pahit yang belum selesai.

Kamu layak untuk hidup damai. Kamu layak punya hari-hari yang ringan, pikiran yang jernih, dan hati yang tidak penuh luka. Jadi, jika kamu memutuskan untuk memaafkan, lakukan itu bukan demi mereka, tapi demi dirimu sendiri. Karena kamu layak untuk bahagia.

Untuk kamu yang sedang belajar memaafkan, pelan-pelan saja. Tidak harus tuntas hari ini. Yang penting adalah kamu tahu arahmu, dan kamu terus melangkah ke sana. Luka mungkin masih ada, tapi kamu tidak lagi mengizinkannya menyetir hidupmu. Dan itu adalah bentuk kebebasan yang paling indah.

Terima kasih karena sudah memilih untuk tetap melangkah,

Dari aku, yang selalu percaya bahwa kamu layak disembuhkan.

Demikian surat untuk diri sendiri yang sedang belajar memaafkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us