Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Mengatasi Rasa Cemas di Tengah Kebisingan Kehidupan Modern

Ilustrasi tips mengatasi rasa cemas di tengah kebisingan kehidupan modern. (pexels.com/MÖV Frame)
Ilustrasi tips mengatasi rasa cemas di tengah kebisingan kehidupan modern. (pexels.com/MÖV Frame)

Hidup di era serba cepat membuat banyak orang sulit menemukan ketenangan. Informasi terus berdatangan tanpa henti, notifikasi memenuhi layar, tuntutan pekerjaan semakin menekan, dan perbandingan sosial di media menjadi makanan sehari-hari. Semua itu sering kali menimbulkan rasa cemas yang seolah tak ada habisnya.

Cemas memang wajar, tetapi jika dibiarkan berlarut, ia bisa menggerogoti kesehatan mental maupun fisik. Mengatasi rasa cemas bukan berarti menghilangkannya sepenuhnya, melainkan belajar mengelola dan berdamai dengannya. Dunia mungkin tidak pernah diam, tapi kita bisa menciptakan ruang hening di dalam diri sendiri.

Berikut 5 cara yang bisa membantu meredakan kecemasan di tengah hiruk pikuk kehidupan modern.

1. Latih pernapasan sadar

ilustrasi meditasi (freepik.com/freepik)
ilustrasi meditasi (freepik.com/freepik)

Saat cemas, tubuh sering merespons dengan napas cepat dan pendek. Kondisi ini justru memperburuk rasa gelisah karena otak menerima sinyal seolah kita sedang dalam bahaya. Dengan melatih pernapasan sadar, menghirup perlahan melalui hidung, menahan sebentar, lalu menghembuskan perlahan lewat mulut, kita bisa menenangkan sistem saraf.

Latihan ini sederhana, bisa dilakukan di mana saja, bahkan hanya dalam hitungan menit. Cobalah melakukannya beberapa kali sehari, terutama ketika mulai merasa tegang. Perlahan-lahan, tubuh akan belajar mengenali pola ini sebagai sinyal aman, sehingga kecemasan lebih mudah terkendali.

2. Batasi paparan informasi berlebihan

Ilustrasi tips mengatasi rasa cemas di tengah kebisingan kehidupan modern. (pexels.com/MÖV Frame)
Ilustrasi tips mengatasi rasa cemas di tengah kebisingan kehidupan modern. (pexels.com/MÖV Frame)

Salah satu pemicu utama kecemasan masa kini adalah banjir informasi. Berita buruk, gosip, atau perbandingan hidup di media sosial sering kali membuat pikiran tidak tenang. Membatasi paparan informasi, misalnya dengan menentukan jam khusus membuka media sosial atau berita adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan mental.

Kita tidak perlu tahu segalanya setiap saat. Dengan menyaring informasi, kita memberi otak ruang untuk bernapas. Fokus pada hal-hal yang benar-benar relevan dengan hidup kita akan membuat pikiran lebih jernih, sekaligus menjaga jarak dari sumber kecemasan yang tidak perlu.

3. Hadir di saat ini dengan mindfulness

Ilustrasi meditasi (pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi meditasi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Cemas biasanya datang dari dua arah: penyesalan masa lalu atau ketakutan akan masa depan. Mindfulness mengajarkan kita untuk kembali ke momen saat ini, mengamati apa yang sedang terjadi tanpa menghakimi. Aktivitas sederhana seperti memperhatikan rasa air di lidah, suara burung di luar jendela, atau sentuhan kaki di lantai bisa membantu kita hadir penuh.

Dengan berlatih mindfulness, pikiran kita tidak lagi berlari ke sana-sini, melainkan kembali ke pusatnya. Semakin sering dilakukan, kita akan lebih mudah menerima keadaan apa adanya, termasuk rasa cemas itu sendiri. Dari penerimaan inilah, ketenangan perlahan tumbuh.

4. Bergerak dan olahraga ringan

ilustrasi sedang jogging (pexels.com/Aleksander Dumala)
ilustrasi sedang jogging (pexels.com/Aleksander Dumala)

Kecemasan sering membuat tubuh terasa tegang. Dengan bergerak, tubuh melepaskan hormon endorfin yang dapat mengurangi stres. Tidak perlu olahraga berat, sekadar berjalan kaki 15 menit, melakukan peregangan, atau yoga ringan sudah cukup membantu.

Selain menyehatkan fisik, gerakan juga memberi pesan pada otak bahwa kita sedang mengambil kendali. Saat tubuh aktif, pikiran pun lebih segar dan fokus berpindah dari kecemasan ke aktivitas yang menenangkan. Inilah mengapa olahraga sering disebut sebagai “obat alami” untuk kegelisahan.

5. Bicara pada diri sendiri dengan lembut

Ilustrasi Jogging.(pexels.com/Daniel Reche)
Ilustrasi Jogging.(pexels.com/Daniel Reche)

Kecemasan sering diperparah oleh dialog internal yang keras, “Aku lemah”, “Aku gagal”, atau “Kenapa aku tidak bisa tenang?”. Kata-kata seperti ini justru membuat hati semakin tertekan. Belajar berbicara pada diri sendiri dengan penuh kasih, misalnya, “Aku sedang merasa cemas, dan itu wajar”, dapat membuat kita lebih tenang.

Self-talk positif bukan berarti menutupi masalah, melainkan memberi dukungan pada diri sendiri layaknya sahabat. Dengan cara ini, kita tidak lagi melawan kecemasan, tetapi menghadapinya dengan kelembutan. Hasilnya, hati lebih kuat dan rasa tenang lebih mudah ditemukan.

Itulah 5 cara yang bisa membantu meredakan kecemasan di tengah hiruk pikuk kehidupan modern.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Life NTB

See More

5 Rahasia Menjaga Ritme Kerja tanpa Terjebak Burnout

24 Sep 2025, 06:00 WIBLife