5 Tanda Seseorang Memiliki Kesabaran yang Rendah

- Mudah marah karena hal sepele, menunjukkan low frustration tolerance dan kesulitan menghadapi ketidaknyamanan sementara.
- Sulit menunggu atau menunda kepuasan, akibat kurangnya kemampuan menunda gratifikasi dan mengatur dorongan impulsif.
- Menunjukkan ketidaknyamanan fisik saat menunggu, sebagai refleksi dari otak dalam keadaan hyperarousal.
Kesabaran sering dianggap sebagai salah satu keterampilan hidup terpenting, karena membantu kita menghadapi tantangan, menunda kepuasan, dan menjaga hubungan tetap harmonis. Namun, tidak semua orang mampu mempertahankan ketenangan ketika berhadapan dengan hambatan. Sebagian orang memiliki ambang toleransi yang rendah sehingga mudah frustrasi ketika situasi tidak berjalan sesuai rencana.
Dalam psikologi, kesabaran yang rendah kerap berkaitan dengan kemampuan mengatur emosi dan mengelola stres. Seseorang mungkin tidak menyadari bahwa dirinya memiliki kesabaran minim, karena tanda-tandanya bisa muncul dalam bentuk yang halus. Mengenali ciri-ciri ini dapat menjadi langkah awal untuk melatih pengendalian diri dan memperbaiki cara menghadapi tekanan.
Berikut 5 tanda seseorang memiliki kesabaran yang rendah.
1. Mudah marah karena hal sepele

Salah satu indikator utama kesabaran rendah adalah reaksi berlebihan terhadap gangguan kecil. Hal-hal seperti antrean panjang, koneksi internet yang lambat, atau komentar ringan bisa memicu kemarahan. Seseorang merasa dunia harus selalu bergerak sesuai keinginannya, dan ketika realitas berbeda, ledakan emosi muncul.
Psikologi menyebut fenomena ini sebagai low frustration tolerance, yaitu ambang batas ketahanan terhadap frustrasi yang sangat tipis. Orang dengan kondisi ini cenderung menganggap ketidaknyamanan sementara sebagai ancaman besar, sehingga sulit menahan emosi meski pemicunya sebenarnya tidak signifikan.
2. Sulit menunggu atau menunda kepuasan

Orang yang kesabarannya rendah biasanya merasa cemas saat harus menunggu. Mereka cepat gelisah ketika hasil tidak langsung terlihat, misalnya menunggu pesan balasan atau proses kerja yang memakan waktu. Rasa “harus sekarang juga” membuat mereka enggan menunda kepuasan demi hasil jangka panjang.
Dalam psikologi perkembangan, kemampuan menunda kepuasan (delayed gratification) adalah keterampilan penting yang terbentuk sejak kecil. Jika keterampilan ini tidak terasah, seseorang bisa kesulitan mengatur dorongan impulsif, sehingga keputusan yang diambil sering terburu-buru dan kurang bijaksana.
3. Menunjukkan ketidaknyamanan fisik saat menunggu

Kesabaran yang rendah tidak hanya tampak dalam kata-kata, tetapi juga pada bahasa tubuh. Menghela napas keras, mengetukkan jari, mondar-mandir, atau menatap jam berkali-kali adalah tanda bahwa seseorang tidak betah berada dalam situasi yang menuntut ketenangan. Gerakan-gerakan ini adalah refleks dari sistem saraf yang gelisah.
Reaksi fisik ini menunjukkan otak sedang dalam keadaan hyperarousal, yaitu mode siaga yang biasanya muncul ketika seseorang merasa terancam. Padahal, situasi seperti menunggu antrean bukan ancaman nyata. Dengan mengenali sinyal tubuh ini, seseorang bisa mulai melatih teknik pernapasan atau mindfulness untuk menenangkan diri.
4. Mudah kehilangan fokus saat terjadi gangguan

Kesabaran erat kaitannya dengan kemampuan mempertahankan perhatian meski ada gangguan. Orang yang tidak sabar biasanya cepat kehilangan konsentrasi ketika menghadapi hambatan kecil, seperti suara bising atau gangguan teknis. Akibatnya, mereka sulit menyelesaikan tugas yang memerlukan ketekunan.
Psikologi kognitif menyoroti bahwa kesabaran melibatkan sustained attention, yaitu kemampuan otak untuk tetap fokus dalam jangka waktu lama. Tanpa keterampilan ini, pikiran mudah melayang dan frustrasi muncul. Melatih fokus dengan teknik seperti metode Pomodoro dapat membantu meningkatkan ketahanan mental.
5. Sering menyesal setelah bereaksi terlalu cepat

Banyak orang dengan kesabaran rendah menyesal setelah bereaksi impulsif, seperti mengirim pesan marah atau membuat keputusan gegabah. Penyesalan ini menunjukkan bahwa reaksi tersebut sebenarnya tidak sejalan dengan nilai atau keinginan jangka panjang mereka. Namun, dorongan emosi yang kuat sering kali mengalahkan logika.
Psikolog menyebut ini sebagai masalah impulse control, yaitu ketidakmampuan menunda respon agar lebih rasional. Menyadari pola penyesalan ini bisa menjadi titik awal untuk perubahan. Dengan latihan pengendalian emosi, seseorang dapat belajar mengambil jeda sebelum bereaksi, sehingga keputusan yang diambil lebih bijak.
Kesabaran rendah bukanlah sifat bawaan yang tak bisa diubah. Ini adalah keterampilan yang dapat dilatih melalui kesadaran diri, pengelolaan stres, dan kebiasaan menenangkan pikiran. Mengenali tanda-tanda seperti mudah marah, sulit menunggu, atau sering menyesal setelah bertindak terburu-buru adalah langkah pertama untuk belajar menahan diri. Dengan usaha yang konsisten, kesabaran bisa berkembang menjadi kekuatan yang menenangkan dan bermanfaat bagi hubungan serta kesejahteraan pribadi.
Itulah 5 tanda seseorang memiliki kesabaran yang rendah. Semoga bermanfaat, ya.