Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Dampak Menganggap Mudah Segala Hal, Positif atau Negatif?

ilustrasi bekerja (unsplash.com/Jason Strull)

Menganggap mudah sesuatu mungkin terdengar sepele, tapi dampaknya bisa cukup serius, baik itu positif atau negatif. Siapa sih yang gak mau hidup lebih ringan tanpa terlalu memikirkan segalanya dengan rumit?

Namun, ada baiknya mempertimbangkan bagaimana sikap ini mempengaruhi hidup sehari-hari. Yuk, simak 5 dampak dari kebiasaan meremehkan ini!

1. Mengurangi stres, tapi hati-hati lengah

ilustrasi tenang (unsplash.com/Noah Silliman)

Kalau segala hal dianggap mudah, rasanya hidup jadi lebih santai dan jauh dari stres. Tidak ada beban yang terasa berat, karena segalanya tampak seperti bisa diatasi dengan mudah. Sikap ini membantu menjaga kesehatan mental, terutama di tengah tekanan hidup yang makin berat.

Tapi, jangan salah! Terlalu santai juga bisa bikin lengah. Kamu bisa melewatkan detail penting, dan ketika masalah datang, solusinya mungkin gak semudah yang dibayangkan. Sikap santai memang bisa mengurangi stres, tapi tidak boleh sampai mengurangi kewaspadaan.

2. Meningkatkan kepercayaan diri, tapi bisa jadi overconfidence

ilustrasi percaya diri (unsplash.com/Andrew Wise)

Menganggap segala hal mudah membuat seseorang merasa percaya diri dalam menghadapi tantangan. Apa pun yang datang, rasanya bisa diselesaikan tanpa masalah. Kepercayaan diri ini penting, terutama saat mengambil keputusan besar.

Namun, masalahnya, terlalu percaya diri bisa membuat seseorang tidak mempersiapkan diri dengan matang. Kepercayaan diri yang berlebihan dapat membuat seseorang menyepelekan risiko dan justru meningkatkan peluang untuk gagal.

3. Efisiensi waktu, tapi sering kali asal-asalan

ilustrasi teknik pomodoro (unsplash.com/Tristan Gassert)

Menganggap mudah suatu pekerjaan bisa bikin waktu pengerjaan lebih cepat. Kamu nggak bakal berlama-lama berpikir atau ragu-ragu, langsung tancap gas. Ini bisa sangat membantu, terutama dalam situasi yang membutuhkan penyelesaian cepat.

Namun, kecepatan sering kali mengorbankan kualitas. Hal yang dikerjakan secara terburu-buru mungkin selesai dengan cepat, tapi hasilnya gak maksimal. Menyelesaikan sesuatu terlalu cepat tanpa mempertimbangkan detail penting bisa merugikan di kemudian hari.

4. Menciptakan aura positif, tapi bisa bikin orang lain kesal

ilustrasi perempuan (unsplash.com/Resume Genius)

Menghadapi hidup dengan sikap 'gampang, santai aja' bisa bikin orang di sekitar merasa nyaman. Aura positifmu dapat menular, dan orang-orang jadi ikut rileks. Siapa sih yang gak suka berada di dekat orang yang gak ribet dan gak bawa energi negatif?

Namun, hati-hati! Sikap yang terlalu santai juga bisa dianggap tidak peduli oleh orang lain, terutama di situasi yang serius. Teman atau rekan kerja mungkin akan merasa kesal jika mereka merasa kamu tidak memberikan perhatian yang cukup. Keseimbangan antara rileks dan tetap peduli sangat penting untuk menjaga hubungan baik.

5. Mendorong kreativitas, tapi bisa jadi malas berinovasi

ilustrasi kreativitas (unsplash.com/Kvalifik)

Sikap yang nggak terlalu tegang sering kali mendorong kreativitas. Menganggap sesuatu mudah bisa membebaskan pikiran dari beban, sehingga kamu bisa menemukan solusi yang lebih kreatif dan out of the box. Orang yang tidak terlalu kaku sering kali menjadi inovator karena mereka berani berpikir berbeda.

Sayangnya, sikap ini juga bisa berbalik menjadi malas berinovasi. Karena menganggap segala hal gampang, kamu bisa jadi malas mencari cara baru yang lebih baik. Semua dijalankan begitu saja tanpa upaya perbaikan. Kreativitas penting, tapi stagnasi bisa datang ketika kita merasa terlalu nyaman. 

Jadi, apakah menganggap segala hal mudah itu positif atau negatif? Tergantung bagaimana mengelolanya. Ada sisi positif seperti mengurangi stres dan meningkatkan kepercayaan diri, tapi ada juga risiko seperti lengah dan kehilangan kualitas. Jangan sampai kebiasaan ini bikin kamu mengabaikan hal-hal penting dalam hidup. Tetap santai, tapi tetap waspada dan terus berinovasi!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ignatius Drajat Krisna Jati
EditorIgnatius Drajat Krisna Jati
Follow Us