Kesal Disalip "Kasar", Marini: Raul Cuma Kehilangan Satu Posisi, Aku Lima!
- Luca Marini tak ragu menyebut manuver Raul Fernandez sebagai tindakan yang “tidak cerdas”. Ia menilai seharusnya mereka berdua bisa sama-sama berada di podium jika Raul lebih sabar.
- Kesal tapi tetap profesional: “balapan ya balapan”. Meski kecewa berat, Marini tetap berusaha profesional menanggapi insiden tersebut.
- Ia menilai bahwa dalam dunia balap, gesekan antar-pembalap adalah hal yang wajar, meski kali ini dampaknya cukup besar bagi hasil akhir.
Lombok Tengah, IDN Times - Balapan utama MotoGP Indonesia 2025 di Sirkuit Mandalika memanas ketika dua pembalap Aprilia, Luca Marini dan Raul Fernandez, terlibat insiden sengit di tengah persaingan podium. Duel keduanya terjadi di salah satu tikungan, di mana kontak kecil membuat Marini kehilangan beberapa posisi berharga.
Marini mengaku kecewa dengan manuver agresif yang dilakukan rekan setimnya itu. Menurutnya, aksi Raul terlalu nekat dan justru merugikan tim secara keseluruhan.
“Posisiku sudah di depan dan aku hanya ingin menyalip Pedro (Acosta) dengan bersih, tapi Raul (Fernandez) datang terlalu agresif,” ujar Marini usai balapan.
Pembalap asal Italia itu bahkan menilai langkah Raul tidak cerdas karena membuat keduanya gagal finis di posisi lebih baik.
“Kami sebenarnya punya pace untuk podium, tapi semua berantakan karena satu manuver itu,” katanya.
1. Marini sebut Raul tidak cerdas saat hampir bersenggolan
Luca Marini tak ragu menyebut manuver Raul Fernandez sebagai tindakan yang “tidak cerdas”. Ia menilai seharusnya mereka berdua bisa sama-sama berada di podium jika Raul lebih sabar. Menurut Marini, keduanya memiliki kecepatan terbaik sepanjang balapan.
“Raul cuma kehilangan satu posisi, sementara aku sampai kehilangan lima,” kata Marini dengan nada kesal.
Ia menegaskan bahwa tindakan rekan setimnya itu justru merugikan tim Aprilia yang sudah bekerja keras sepanjang akhir pekan.
“Kami berdua seharusnya bisa finis tiga besar dan itu akan jadi hasil luar biasa untuk tim,” ujarnya.
Marini menambahkan, ia sudah berusaha menutup jalur agar bisa kembali menyalip Pedro Acosta, namun tiba-tiba Raul datang dari sisi dalam.
“Aku sudah tahu dia di belakang, tapi dia memaksa masuk di tempat yang sempit itu,” ujarnya.
2. Kesal tapi tetap profesional: “balapan ya balapan”

Meski kecewa berat, Marini tetap berusaha profesional menanggapi insiden tersebut. Ia menilai bahwa dalam dunia balap, gesekan antar-pembalap adalah hal yang wajar, meski kali ini dampaknya cukup besar bagi hasil akhir.
“Dia mungkin haus karena kehilangan satu posisi, tapi aku lebih lagi karena kehilangan lima,” ungkap Marini.
Menurutnya, yang terpenting adalah belajar dari kejadian itu agar tidak terulang di seri berikutnya.
“Kami harus berpikir untuk tim, bukan hanya untuk diri sendiri,” ujarnya.
Marini juga menegaskan tidak ingin memperpanjang konflik dengan Raul.
“Hari ini memang panas di lintasan, tapi setelah bendera finis dikibarkan, semua harus kembali dengan kepala dingin,” katanya menutup pembicaraan soal insiden tersebut.
3. Evaluasi Marini: motor Aprilia sudah lebih kompetitif
Di luar drama senggolannya dengan Raul, Marini tetap mengapresiasi perkembangan motor Aprilia musim ini. Ia menilai motor tahun ini jauh lebih stabil, terutama dalam hal pengereman dan akselerasi keluar tikungan.
“Kami berkembang pesat bersama motor ini, langkah demi langkah,” ujar Marini.
Ia menjelaskan, baik dirinya maupun Joan Mir telah membantu tim menemukan arah pengembangan yang tepat.
“Motor memang belum sempurna, tapi sekarang jauh lebih mudah dikendalikan dibanding awal musim,” ujarnya.