Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jack Miller Ungkap Masalah Teknis, Bendera Kuning Bikin Setup Gagal Diuji

Pembalap MotoGP, Jack Miller. (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP, Jack Miller. (IDN Times/Linggauni)

Lombok Tengah, IDN Times - Pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Jack Miller, tampil kompetitif di sprint race MotoGP Mandalika 2025, Sabtu (4/10/2025), meski harus start dari posisi belakang. Miller mengaku kecepatannya cukup stabil di Mandalika, namun hasil kualifikasi yang terganggu membuatnya tak bisa memaksimalkan potensi motor RC16-nya. Ia menyebut kejadian di sesi kualifikasi menjadi faktor besar di balik strategi balap konservatifnya pada sprint race.

Dalam wawancara usai sprint race, Miller menjelaskan bahwa akhir pekannya berjalan cukup positif dari sisi kecepatan motor. Ia merasa sudah menemukan keseimbangan antara grip ban dan traksi di lintasan yang panas dan berdebu. Hanya saja, peluang start lebih depan terbuang karena insiden bendera kuning yang memaksanya mengendurkan gas di lap terakhir kualifikasi.

Menurut Miller, kehilangan lap itu bukan sekadar kehilangan waktu, tetapi juga hilangnya kesempatan menguji setup suspensi untuk time attack.

“Saat kualifikasi, saya menemukan bendera kuning dari Alex ketika sedang memperbaiki waktu lap saya,” lanjutnya.

1. Bendera kuning di kualifikasi bikin start terhambat

Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Jack Miller membeberkan bahwa hasil kualifikasi di Mandalika tak sepenuhnya mencerminkan potensi sebenarnya dari RC16 miliknya. Di lap tercepatnya, ia terpaksa mengurangi kecepatan karena adanya bendera kuning di sektor terakhir akibat insiden Alex Marquez.

"Pada lap terakhir saya melihat bendera kuning, jadi saya mengurangi kecepatan," ujar Miller.

Akibat insiden tersebut, Miller gagal mengamankan posisi di baris ketiga. Ia harus start dari posisi lebih belakang di sprint race.

“Itu seharusnya sudah cukup untuk start di baris ketiga, tapi saya melihat bendera kuning jadi saya melambat,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa kehilangan lap tersebut juga membuat timnya tak bisa menilai respons suspensi depan dalam kondisi kecepatan maksimum. Dalam balap modern seperti MotoGP, setiap lap kualifikasi adalah sesi uji teknis yang krusial. Ketika satu lap terbuang, pembalap kehilangan banyak data terkait tekanan ban, geometri suspensi, hingga engine mapping.

“Itu mengecewakan, tapi begitulah balapan,” ujarnya.

2. RC16 masih butuh stabilitas di Mandalika

Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Miller juga membahas tantangan teknis motor KTM RC16 di lintasan Mandalika yang terkenal licin dan cepat berubah. Ia menyebut grip ban sering sulit diprediksi, terutama di sektor menengah dan akhir lintasan.

“Saya sudah memperkirakan akan kesulitan di sini, mungkin lebih parah dari yang sebenarnya saya alami,” ucapnya.

Meski begitu, Miller mengaku cukup terkejut dengan performa motornya di sprint race. RC16 mampu menjaga kecepatan konstan di tikungan cepat tanpa kehilangan traksi berlebihan.

“Ini kejutan yang menyenangkan, sangat menyenangkan bisa tampil kompetitif dan punya kecepatan setara podium hari ini,” ujarnya.

Menurutnya, keseimbangan motor menjadi kunci utama untuk tampil kompetitif di Mandalika. Tim KTM fokus pada pengaturan traksi dan throttle response agar motor tidak terlalu liar di sektor cepat.

"Kami menurunkan sedikit torsi di gigi rendah supaya motor lebih stabil. Kami harus halus, bukan agresif,” ujarnya.

3. Fokus ke konsistensi dan data untuk race utama

Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Miller menegaskan bahwa tujuan utamanya di Mandalika bukan hanya hasil, tapi juga pengumpulan data untuk balapan utama. Ia menganggap sprint race sebagai “laboratorium berjalan” untuk memahami perilaku ban dan setup RC16 di bawah tekanan kompetisi.

“Kami akan berusaha untuk tetap konsisten, dan sedikit demi sedikit menyalip para pebalap yang ada di depan,” ucapnya.

Ia menjelaskan, menjaga ritme dan kestabilan ban jauh lebih penting daripada tampil agresif di lintasan yang cepat menguras grip.

“Ban depan soft sepertinya jadi pilihan terbaik untuk besok (hari ini, red). Kami masih lihat dulu kondisi trek dan suhu aspal,” ujarnya.

Bagi Miller, pendekatan realistis ini penting untuk menutup musim dengan progres positif. Ia tahu sulit untuk selalu berada di lima besar, tapi fokus pada konsistensi akan memperkuat fondasi musim depan.

“Bagi saya, sangat penting untuk menutup musim seperti ini, berusaha tampil kompetitif di setiap balapan,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Sport NTB

See More

Marquez Dibawa ke Rumah Sakit Usai Kecelakaan di Mandalika

05 Okt 2025, 19:00 WIBSport