Ban Depan Miguel Oliveira Bikin Drama, Mau Grip tapi Motor Malah Goyang

Lombok Tengah, IDN Times - Miguel Oliveira tetap tampil tenang meski sprint race MotoGP Mandalika bukan jadi hari terbaiknya. Pembalap Trackhouse Aprilia itu harus puas finis di posisi ke-10, setelah berjuang keras menahan laju motor yang sulit dikendalikan sejak awal lap. Bukannya mengeluh, Oliveira justru memilih fokus dan menyebut dirinya “cuma bisa bertahan”.
Dalam sesi wawancara usai balapan, Oliveira menjelaskan bahwa start-nya sebenarnya cukup bagus. Namun, masalah pada ban depan membuatnya kesulitan menjaga ritme dan menempel pembalap di depannya.
“Saya sadar tidak bisa terlalu lama di belakang motor lain karena bannya terlalu banyak bergerak,” ujarnya di Mandalika, Sabtu (4/10/2025).
Meski hasilnya belum maksimal, Oliveira menilai performanya tetap jadi bekal penting untuk race utama Minggu besok. Baginya, tantangan di sprint race adalah pelajaran soal adaptasi di kondisi ekstrem seperti Mandalika yang panas dan berdebu.
“Kadang kamu cuma bisa bertahan, dan itu pun sudah perjuangan,” tambahnya.
1. Start mulus, tapi langsung diadang drama ban
Miguel Oliveira memulai balapan dengan cukup baik dan sempat menjaga posisinya di lap-lap awal. Namun, drama muncul ketika ban depan motornya mulai bergerak terlalu aktif dan bikin motornya susah dikendalikan. Ia akhirnya harus menurunkan ritme agar tidak kehilangan kontrol.
“Saya sebenarnya bisa start cukup bagus, tapi di lap-lap awal sadar tidak bisa lama di belakang motor lain,” jelas Oliveira.
Jalur balap yang berbeda-beda antar pembalap juga bikin ritmenya makin berantakan. Hasilnya, ia lebih banyak bertahan daripada mengambil banyak risiko sepanjang sprint race.
Meski begitu, Oliveira tidak menunjukkan frustrasi sedikit pun. Ia tahu kondisi lintasan Mandalika memang berat dan sulit untuk semua pembalap. Mental tenang dan fokus justru jadi senjata utamanya menghadapi kekacauan di lintasan.
2. Mau grip, motor malah goyang
Masalah ban jadi cerita utama di balik performa Oliveira kali ini. Ia dan tim harus memilih antara ban yang punya grip bagus tapi bikin motor terlalu banyak bergerak, atau ban yang stabil tapi kurang mencengkeram. Dalam suhu panas Mandalika, pilihan itu jadi seperti taruhan besar di lintasan.
“Entah pilih ban yang banyak bergerak tapi punya grip, atau ban yang stabil tapi licin. Dua-duanya susah,” kata Oliveira.
Ia sadar pilihan tim tak bisa sempurna, tapi setidaknya bisa meminimalkan risiko. Bagi Oliveira, manajemen ban adalah seni yang sulit di lintasan seperti Mandalika. Tapi daripada terjebak dalam kesalahan strategi, ia memilih tetap realistis dan beradaptasi dengan kondisi yang ada.
3. Tetap optimistis hadapi race utama
Meski sprint race berjalan berat, Oliveira tetap optimistis menghadapi balapan utama Minggu (5/10/2025). Ia yakin timnya akan memperbaiki setup motor dan menemukan keseimbangan ban yang lebih cocok. Baginya, Mandalika adalah ujian mental yang membedakan pembalap sabar dan pembalap panik.
“Ketika bannya mulai bekerja, balapan sudah hampir selesai,” katanya sambil tertawa kecil.
Ia menutup wawancara dengan pesan positif.
“Kami mungkin belum cukup cepat untuk menyalip, tapi kami cukup kuat untuk bertahan,” ujarnya.