Keluarga Brigadir Esco Demo Polda NTB, Desak Penetapan Tersangka!

Mataram, IDN Times - Puluhan masyarakat Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah yang merupakan keluarga Brigadir Esco menggelar aksi demonstrasi di Mapolda NTB, Kamis (11/9/2025). Anggota Intel Polres Lombok Barat itu ditemukan meninggal dunia di bukit belakang rumah pada Minggu (24/8/2025) lalu.
Mereka menggelar aksi di depan Mapolda NTB sekitar pukul 10.30 WITA. Belasan perwakilan keluarga dipersilakan masuk ke Mapolda NTB. Mereka ditemui Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda NTB AKBP Catur Erwin Setiawan. Keluarga besar mendesak penyidik segera menetapkan tersangka kasus dugaan pembunuhan Brigadir Esco.
1. Warga mendesak segera ada kepastian hukum kasus pembunuhan Brigadir Esco

Kepala Desa Bonjeruk, Lalu Audia Rahman mengatakan keluarga besar Brigadir Esco meminta agar ada kepastian hukum dalam penanganan kasus dugaan pembunuhan Brigadir Esco. Dia mengatakan jangan sampai kasus ini menjadi bola panas karena lambatnya penanganan oleh aparat kepolisian.
"Karena kalau ini tidak segera ditanggapi diberikan kepastian hukum maka akan menjadi permasalahan yang cukup besar nantinya. Kalau tidak ada kepastian hukum maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Makanya kita minta kepolisian supaya segera untuk mencari titik terangnya," kata Audia Rahman yang ikut dalam aksi demonstrasi di Mapolda NTB.
Dari hasil audiensi dengan penyidik Ditreskrimum Polda NTB, kata Audia Rahman, mereka juga tak ingin gegabah menetapkan tersangka. Karena tersangka bisa saja melakukan praperadilan jika alat buktinya belum kuat.
"Kaitannya sama itu maka mereka sangat berhati-hati. Supaya memang ketika ditersangkakan nanti sudah jelas. Kaitannya sama itu (pelakunya), masih dalam pendalaman. Cuma kita harapkan jangan sampai ini menjadi bola liar, bola panas," kata dia.
2. Penyidik telah periksa 50 saksi

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda NTB AKBP Catur Erwin Setiawan menyebutkan penyidik Satreskrim Polres Lombok Barat telah memeriksa 50 saksi dalam membongkar kasus tewasnya Brigadir Esco. Dia menjelaskan proses penanganan kasus ini masih berjalan..
"Kami masih mengumpulkan alat bukti supaya kasus ini semakin terang benderang. Kami butuh waktu untuk memeriksa dan menganalisa barang bukti. Kalau kendala selama ini dari penyidik Polres Lombok Barat juga tidak menemukan. Tetapi mereka hanya butuh waktu. Terakhir itu sudah ada 50 saksi diperiksa," sebutnya.
3. Bantah penanganan lamban karena istri korban anggota Polri

Erwin membantah anggapan yang mengatakan bahwa penanganan kasus ini lamban karena istri korban merupakan anggota Polri. Dia menjelaskan bahwa istri korban sudah beberapa kali diperiksa oleh penyidik.
"Ini memang kami mau mengumpulkan alat bukti yang sebanyak-banyaknya supaya calon tersangka itu tidak lepas. Jangan sampai kami salah melangkah tanpa ada alat bukti. Nanti kami dibilang merekayasa kasus," terangnya.
Sebelumnya, Direktur Reskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat mengatakan berdasarkan hasil autopsi, korban diduga mengalami penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia. Apakah ini kasus pembunuhan berencana? Syarif mengatakan penyidik masih melakukan mendalami.
"Yang pasti kita akan maksimal untuk mengungkap ini. Karena ini menjadi atensi publik. Semoga apa yang kita lakukan bisa menjadi titik terang. Mohon waktu untuk kami bisa mengungkap ini. Tapi yakinlah kami akan maksimal Polres Lombok Barat dan Polda NTB bersinergi untuk mengungkap ini," kata Syarif.
Penemuan jenazah Brigadir Esco berawal dari seorang warga setempat yang sedang mencari ayam peliharaannya di bukit belakang rumah pada Minggu (24/8/2025) sekitar pukul 11.30 WITA. Saat menyisir area tersebut, warga menemukan sesosok mayat.
Dari hasil olah TKP, polisi menemukan beberapa barang bukti di sekitar lokasi penemuan jenazah. Barang bukti tersebut antara lain satu buah kunci sepeda motor Honda Scoopy, sepasang sandal jepit berwarna putih, dan satu unit telepon genggam.
Hasil olah TKP menunjukkan bahwa korban ditemukan tak bernyawa dengan leher terikat tali pada batang pohon. Posisi tubuh korban berada di sekitar pohon di area dengan kondisi tanah yang miring dan agak curam.