TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

RSUD Mataram Siapkan Layanan Poliklinik Khusus Stunting

Percepatan penurunan angka tengkes di Mataram

Ilustrasi upaya pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Mataram, IDN Times - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menyiapkan layanan poliklinik stunting sebagai salah satu upaya percepatan penurunan angka tengkes dengan target 14 persen pada akhir 2023.

"Keberadaan poliklinik ini sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kota Mataram dalam upaya penanganan dan menurunkan kasus stunting di kota ini," kata Direktur Utama RSUD Kota Mataram dr Eka Nurhayati dilaporkan Antara di Mataram, Jumat (29/9/2023). 

Baca Juga: Seorang Pria di Mataram Ditangkap Polisi karena Sebarkan Video Asusila

1. Kasus stunting mengalami penurunan di Mataram

Ilustrasi pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram menyebutkan kasus stunting di Mataram saat ini mengalami penurunan dari 15,6 persen atau 3.999 balita menjadi 14,7 persen atau 3.732 balita.

Dia menjelaskan di poliklinik tersebut balita stunting, terutama yang memiliki komplikasi, akan mendapatkan perawatan secara intensif oleh dokter-dokter spesialis, termasuk ahli gizi.

Dengan demikian, balita stunting tidak perlu pergi ke sejumlah poliklinik untuk konsultasi atau berobat, sebaliknya dokter spesialis masing-masing akan datang dan memberikan layanan di poliklinik stunting.

"Seperti dokter spesialis anak, ahli gizi, dan dokter-dokter spesialis lainnya tergantung komplikasi penyakit balita," katanya.

2. Aplikasi Mataram Harum Rendah Stunting

Ilustrasi kegiatan posyandu. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Dia mengatakan poliklinik stunting ini terintegrasi dengan aplikasi Mataram Harum Rendah Stunting (Maharestu) sebagai wadah penyuluhan digital tentang penanganan stunting.

Aplikasi tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang stunting. Cara kerjanya, masyarakat tinggal mengunduh aplikasi Maharestu kemudian memindai barkode yang ada dan berbagai edukasi penyuluhan gejala stunting bisa didapatkan.

"Aplikasi ini sebagai salah satu upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait dengan stunting baik upaya mencegah maupun penanganan," katanya.

3. Kerja sama dengan DP2KB, DP3A, dan Dinas Kesehatan

Ilustrasi Stunting (Dok. IDN Times)

Eka mengatakan dalam penerapan aplikasi Maharestu dan poliklinik stunting tersebut pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DP2KB), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), dan Dinas Kesehatan.

Melalui kader posyandu dan petugas di puskesmas, kata dia, balita yang terindikasi stunting bisa dengan mudah terdeteksi dan diberikan rujukan ke RSUD Kota Mataram, yakni ke poliklinik stunting.

"Untuk data pasien saat ini sudah cukup banyak di atas 100 balita. Mereka juga mendapatkan intervensi berupa susu bernutrisi tinggi dari Dinas Kesehatan,"
katanya.

Baca Juga: Pemkot Mataram akan Bikin Air Mancur di Tugu Mataram Metro

Berita Terkini Lainnya