TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penjabat Bupati: Santri Berperan Naikkan IPM, Lotim Punya 257 Ponpes

Berperan meningkatkan angka harapan lama sekolah

Santri Boarding School MTs Negeri 1 Selong seusai mengikuti apel peringatan hari santri (dok. Ruhaili)

Lombok Timur, IDN Times - Pondok Pesantren (Ponpes) disebut memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lombok Timur (Lotim) sehingga mampu naik peringkat dari sebelumnya pada posisi 9 ke posisi 7 dari 10 Kabupaten Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Total jumlah Pondok Pesantren di Lotim berjumlah 257, jumlah ini bahkan lebih banyak dari total jumlah desa dan kelurahan di Lotim yang berjumlah 254. Satu desa satu santri menjadi salah satu program yang dicanangkan.,

Data tersebut menunjukkan Ponpes memiliki peran yang cukup besar dalam membantu meningkatkan IPM di Lotim. Terutama pada indikator harapan lama sekolah serta indikator kesehatan lingkungan.

Dalam bidang pendidikan, banyak santri yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga lulusan ponpes tidak hanya menjadi pemuka agama atau guru ngaji tetapi banyak di antaranya yang berkarier menjadi teknokrat, praktisi maupun menjadi penegak hukum.

Baca Juga: Rusak Akibat Gempa, Gedung SD Negeri di Lotim Dibiarkan Terbengkalai

1. Ponpes berperan penting meningkatkan angka lama sekolah

Pj. Bupati Lotim, M. Juaini Taofik (dok. Humas Protokol Pemkab Lotim)

Penjabat Bupati Lombok Timur M Juaini Taofik mengatakan, ponpes berkontribusi memperluas akses masyarakat terhadap pendidikan, sehingga berkontribusi mengangkat usia harapan sekolah di Lotim. Salah satu pendukung naiknya peringkat IPM Lotim 2022 lalu adalah keberadaan pondok pesantren yang memberikan akses pendidikan, sehingga harapan lama sekolah menjadi 14,02 persen.

Pondok Pesantren dinilai memiliki kontribusi tidak sedikit mengingat jumlahnya yang mencapai 257 yang tersebar di berbagai wilayah Lombok Timur. 

“Makna konkretnya adalah seluruh santri kita sudah tidak ada lagi yang tidak melanjutkan sekolahnya. Kalau pun, ada jumlahnya sangat kecil,” ungkap Taofik.

Taofik mengatakan bahwa kondisi ini dinilai sebagai perwujudan jihad intelektual untuk memberantas kebodohan dan ketidakpahaman serta ketertinggalan. Hal itu selaras dengan tema peringatan hari santri tahun ini yaitu 'Jihad Santri Jayakan Negeri'.

“Tantangan santri dan seluruh komponen bangsa hari ini bukanlah perjuangan fisik, tetapi bagaimana bersama-sama bahu membahu, berkolaborasi, bersinergi untuk melawan penyakit yang namanya kebodohan dan kemiskinan,” jelasnya.

2. Santri diharapkan mengambil peran pada sektor kesehatan

Santri Boarding School MTs Negeri 1 Selong saat mengikuti apel peringatan hari Santri (dok. Ruhaili)

Juaini Taufik mengungkapkan sejumlah persoalan yang kini masih dihadapi masyarakat Lotim yaitu di sektor kesehatan. Ia berharap para santri mengambil peran untuk mengatasi persoalan kesehatan tersebut. 

Aspek yang memengaruhi sektor kesehatan ini, salah satunya yaitu persoalan kesehatan lingkungan. Dalam peningkatan IPM, aspek ini menyumbang 40% terhadap kondisi kesehatan.

Aspek lain yang juga berkontribusi adalah perilaku hidup sehat yang menyumbang angka 30%. Sehingga kebiasaan baik yang diterapkan para santri, seperti perilaku hidup sehat dapat diteruskan di lingkungan sekitar ketika kembali ke rumah atau berinteraksi dengan masyarakat.

"Kita harapkan para santri dan keluarga besar pondok pesantren dapat terus meningkatkan kebersihan, kecukupan air minum, dan kenyamanan. Bila perlu diselenggarakan lomba kebersihan lingkungan antarpondok pesantren sebagai rumah para santri," imbuh Taofik.

Baca Juga: Pelamar ASN PPPK Lotim Sebanyak 7.858, Formasinya Hanya 793

Berita Terkini Lainnya