Waspada Karhutla, BMKG Deteksi 190 Titik Panas di NTB

Sebagian besar titik panas di Pulau Sumbawa

Mataram, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Lombok mendeteksi sebanyak 190 titik panas di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Sehari sebelumnya, BMKG juga mendeteksi ratusan titik panas di Pulau Sumbawa dan Lombok. BMKG juga mengimbau agar masyarakat waspada kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Lombok Anggi Dewita mengatakan 190 titik panas yang terdeteksi di NTB pada Sabtu (21/10/2023) sebagian besar di Pulau Sumbawa. Pihaknya mendeteksi 189 titik panas di Pulau Sumbawa dan satu titik panas di Pulau Lombok.

"Berdasarkan data satelit, terdeteksi 190 titik panas di wilayah NTB. Kondisi angin secara umum bergerak dari arah timur - selatan dengan kecepatan 5 - 30 km per jam," kata Anggi, Sabtu (21/12023).

1. Ratusan titik panas terdeteksi setiap hari di NTB

Waspada Karhutla, BMKG Deteksi 190 Titik Panas di NTBSebaran titik panas di NTB, Sabtu (21/10/2023). (Dok. BMKG Stamet ZAM Lombok)

Saat ini, wilayah NTB memasuki periode puncak musim kemarau. Sehingga, BMKG mendeteksi ratusan titik panas setiap hari di NTB. Pada Jumat (20/10/2023), BMKG mendeteksi sebanyak 184 titik panas di wilayah NTB. Sama seperti hari ini, titik panas sebagian besar terdeteksi di Pulau Sumbawa.

Kemudian pada Kamis (19/10/2023), BMKG mendeteksi sebanyak 418 titik panas di wilayah NTB. Sedangkan pada Rabu (18/10/2023), terdeteksi sebanyak 319 titik panas di wilayah NTB. Sedangkan pada Selasa (17/10/2023), terdeteksi sebanyak 340 titik panas.

Baca Juga: Ribuan Pelamar PPPK Pemprov NTB Gugur Seleksi Administrasi 

2. Curah hujan sangat rendah

Waspada Karhutla, BMKG Deteksi 190 Titik Panas di NTBilustrasi cuaca panas (pixabay.com)

Sementara itu, BMKG Stasiun Klimatologi NTB menyatakan pada dasarian III Oktober 2023, curah hujan di NTB sangat rendah. Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Afriyas Ulfah mengatakan peluang curah hujan pada 21 - 31 Oktober 2023 masih sangat rendah.

Diperkirakan curah hujan dengan intensitas di atas 20 mm/dasarian memiliki probabilitas kejadian di atas 30 persen yang berportensi terjadi di sebagian wilayah Kota Mataram, sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat bagian Utara, serta sebagian wilayah Kabupaten Lombok Tengah bagian Barat.

Ulfah mengatakan beberapa wilayah di NTB merupakan daerah peringatan dini kekeringan level awas dan siaga. Wilayah yang masuk level awas kekeringan seperti Kecamatan Dompu dan Huu Kabupaten Dompu, Kabupaten Bimi yakni Kecamatan Belo, Donggo, Lambitu, Lambu, Langgudu, Sanggar, Sape, Soromandi, Wawo.

Kemudian di Kota Bima terdapat di Kecamatan Asakota dan Raba, Lombok Timur di Kecamatan Jerowaru, Sumbawa di Kecamatan Lape, Moyo Utara, Plampang, dan Rhee.

Sedangkan wilayah yang masuk level siaga kekeringan yaitu Kecamatan Kilo, Pekat, dan Woja di Kabupaten Dompu. Kemudian Kabupaten Bima di Kecamatan Bolo, Madapangga, Palibelo, Tambora. Sedangkan Kota Bima terdapat di Kecamatan Rasanae Timur, Sumbawa di Kecamatan Buer, Empang, Labuhan Badas, dan Utan.

3. Waspada karhutla

Waspada Karhutla, BMKG Deteksi 190 Titik Panas di NTBIlustrasi penanganan karhutla (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Pada periode puncak musim kemarau tahun ini, kata Ulfah, masyarakat NTB diimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.

"Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan, " ujarnya.

Baca Juga: Cetak Penghafal Alquran, Ponpes di Lombok ini Larang Santri Bawa HP 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya