Peringati Hari Santri 2023, Pemkab Lotim Salat Minta Hujan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lombok Timur, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Lombok (Lotim) bersama seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) menggelar upacara peringatan Hari Santri Nasional yang berlangsung di halaman Kantor Bupati, Ahad (22/10/23). Selain apel, peringatan hari santri ini juga dilakukan dengan salat istisqa atau salat minta hujan.
Upacara itu juga diikuti oleh ratusan santri, dari perwakilan seluruh pondok pesantren yang ada di Lotim. Apel berlangsung dipimpin oleh Penjabat Bupati Lotim M Juaini Taofik. Selesai upacara, peringatan hari santri juga dirangkaikan dengan salat istisqa, harapannya musim kemarau bisa segera berakhir dengan turunnya hujan.
1. Berharap hujan menurunkan suhu udara
Diikuti ratusan santri dan pimpinan pondok pesantren, salat Istisqa yang berlangsung di Halaman Kantor Bupati Lotim berlangsung khusyuk. Salat ini, sebut Juani Taufik, sebagai upaya meminta pertolongan Allah SWT untuk turunnya hujan. Hal tersebut mengingat musim kemarau yang diperparah oleh el-nino menyebabkan sumur-sumur warga mulai mengering.
"Turunnya hujan diharapkan dapat menurunkan suhu udara yang saat ini dapat mencapai 37°C," harap Juaini Taofik.
Baca Juga: Tanggapan BNPT soal Penangkapan Dua Terduga Teroris di Lombok Timur
2. Gelar istigasah berdoa untuk negeri
Sementara itu tempat berbeda yaitu di Lapangan umum Aikmel, pengurus cabang Nahdlatul Ulama (NU) cabang Lombok Timur (Lotim) bersama ribuan jemaah dan santri memperingati hari santri dengan menggelar istigasah dan doa bersama untuk keselamatan dan kemajuan negeri. Termasuk doa bersama agar bencana kekeringan yang menimpa wilayah Lombok Timur segera berakhir.
Istigasah santri dan jemaah NU dihadiri oleh Pj Bupati Lombok Timur, M Juaini Taofik. Istigasah ini juga diikuti oleh warga setempat.
3. Lotim memasuki puncak kemarau
Seperti diketahui, Kabupaten Lombok Timur saat ini masih berstatus darurat bencana kekeringan. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, daerah yang mengalami bencana kekeringan terjadi di 9 Kecamatan, 48 Desa, dan 213 Dusun, dengan jumlah KK sebanyak 23 ribu. Dampak kekeringan yang paling besar dirasakan berada di Kecamatan Suela, Jerowaru, Keruak, dan Aikmel.
"Kondisi saat ini berada pada puncak musim kemarau, makanya jumlah desa yang terdampak semakin bertambah, sehingga kita harapkan dengan doa para santri hujan bisa segera turun," terang Taofik.
Baca Juga: Densus 88 Ringkus Dua Terduga Teroris di Lombok Timur