TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga BBM Naik, ini Tarif Naik Angkot Terbaru dari Lombok Tengah

Pendapatan sopir dan tukang ojek makin sedikit

Lombok Tengah, IDN Times - Para sopir angkutan kota (angkot) dan ojek di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai melakukan penyesuaian tarif. Hal ini imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Salah satu sopir angkutan umum asal Lombok Tengah, Putra Anom, mengatakan pihaknya belum berani menaikan tarif terlalu tinggi pasca kenaikan harga BBM. Sebabpihaknya masih menunggu surat keputusan dari pemerintah daerah.

Baca Juga: Dishub Paser Harap Pembangunan Bandara Segera Terealisasi

1. Tak berani menaikkan tarif terlalu banyak

Kumparan.com/AndestaHerliWijaya

Putra mengaku bahwa dirinya masih menunggu aturan terbaru dari Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. Harapannya, penyesuaian tarif angkot dapat segera diberlakukan usai kenaikan harga BBM.

"Kalau untuk menaikkan tarif itu bisa saja kita lakukan, tetapi akan menjadi dampak besar bagi kita, maka dari itu kalau kita naikkan, paling cuma Rp1000," katanya.

Ia mengatakan, tarif angkutan umum itu tergantung dari jarak operasional. Misalnya dari Praya-Sengkol yang biasanya Rp10 ribu, sekarang naik menjadi Rp11 ribu atau Rp12 ribu. Sedangkan untuk jarak dari Praya-Terminal Mandalikan Sweta, Kota Mataram Rp15 ribu-Rp20 ribu.

2. Tetap kerja meski tak banyak pendapatan

Instagram.com/mncp_tukangojekpengkolan

Salah satu dampak yang sangat dirasakan sopir angkutan di kota Praya ini yakni membengkaknya pengeluaran. Terutama untuk biaya operasional dalam pengisian BBM. Namun, mereka tetap akan bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Penyesuaian tarif akan dilakukan hanya beberapa persen dari tarif biasanya," katanya.

3. Tarif baru pasti memberatkan penumpang

Ilustrasi Ojek Online (IDN Times/Sukma Shakti)

Sementara itu, salah satu tukang ojek, Zaidi (45) mengaku kaget akan kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah beberapa hari yang lalu. Dia merasa kenaikan harga BBM menambah beban pengeluarannya sehari-hari.

"Kita berharap ada penyesuaian tarif, meskipun akhirnya bakal memberatkan penumpang," katanya.

4. Pendapatan berkurang

ilustrasi memberi dan menerima uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Dia bercerita, dalam sehari biasa mengisi BBM jenis Pertalite sampai Rp 40 ribu. Ketika harga naik, ia harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk mengisi BBM jenis Pertalite.

"Saya kaget dan merasa keberatan juga," katanya.

Saat harga BBM belum naik pun, pendapatannya tidak banyak. Jika ditambah dengan kenaikan harga BBM, praktis pendapatan akan berkurang lebih banyak. 

Baca Juga: Pekerja Mataram yang Tidak Terima BSU Dapat Melapor ke Disnaker

Verified Writer

Yerin Shin

Keep happy & healthy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya