Surplus Ratusan Ribu Ton, NTB Tolak Impor Beras
Petani khawatir harga gabah turun ketika ada impor beras
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lombok Barat, IDN Times - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) secara tegas menolak rencana impor beras yang dilakukan pemerintah pusat. Pasalnya, produksi beras tahun 2022 terjadi surplus mencapai 300 ribu ton lebih.
"NTB menolak impor beras. Karena kita memiliki cadangan beras yang cukup. Bahkan kita menjadi penyuplai provinsi yang lain," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, Fathul Gani dikonfirmasi usai acara Temu Karya Penyuluh 2022 di Narmada, Lombok Barat, Rabu (7/12/2022).
Baca Juga: Warga Siap Gugat ITDC, Tanah Sengketa di Mandalika Harus Status Quo
1. Produksi padi surplus ratusan ribu ton
Gani menyebutkan jumlah produksi padi tahun 2022 di NTB sebesar 1,46 juta ton gabah kering giling (GKG). Atau jumlahnya setara beras sebanyak 921 ribu ton. Produksi beras tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2021.
Pada 2021, produksi beras di NTB sebanyak 897 ribu ton. Artinya, terjadi peningkatan produksi beras sebanyak 30 ribu ton lebih. Sedangkan konsumsi beras di NTB sebanyak 600 ribu ton per tahun. "Ada surplus beras 300 ribu ton lebih," sebut Gani.
Baca Juga: Lelet Belanja, Anggaran Pemda NTB Mengendap Rp2,3 Triliun di Bank