TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ratusan Ribu Penduduk NTB Menganggur, Pekerja Migran Jadi Solusi 

Angkatan kerja baru bertambah hingga 200 ribu orang setahun

Ilustrasi pengangguran. Dok. Istimewa/IDN Times

Mataram, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan bahwa jumlah pengangguran di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Februari 2024 mencapai ratusan ribu orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada bulan yang sama adalah 3,30 persen, mengalami penurunan sebesar 0,42 persen dibandingkan dengan Februari 2023.

Menurut Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB, jumlah angkatan kerja baru meningkat sebanyak 150 ribu hingga 200 ribu orang dalam setahun. Namun, lapangan kerja di NTB tidak tumbuh seiring dengan peningkatan angkatan kerja baru.

Kepala Disnakertrans Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi menyatakan, bahwa dengan terbatasnya lapangan kerja di NTB, perlu dipertimbangkan lapangan kerja di tingkat regional, nasional, bahkan ke luar negeri sebagai pekerja migran yang memiliki keterampilan.

"Makanya yang harus kita lirik selain lapangan kerja di regional dan nasional, juga lapangan kerja luar negeri. Karena tidak semua angkatan kerja punya skill sesuai kebutuhan perusahaan di NTB," kata Aryadi dikonfirmasi di Mataram, Sabtu (18/5/2024).

1. Siapkan tenaga kesehatan bekerja di Jepang

Peserta magang ke Jepang dari NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir (

Aryadi menjelaskan bahwa ada banyak peluang pekerjaan di luar negeri, terutama dalam sektor formal seperti tenaga kesehatan atau perawat. Untuk mendukung ini, salah satu perguruan tinggi kesehatan di Kota Mataram, STIKES Yarsi, telah memasukkan pelajaran Bahasa Jepang ke dalam kurikulumnya sejak dua tahun lalu.

"Sejak dua tahun lalu, STIKES Yarsi telah menyediakan program tambahan bahasa Jepang untuk mahasiswanya. Dengan demikian, setelah lulus, mereka dapat direkrut untuk bekerja di Jepang. Kami akan meningkatkan kerja sama semacam ini untuk memanfaatkan peluang pekerjaan yang melimpah di luar negeri," ujar Aryadi.

Selain itu, Disnakertrans Provinsi NTB juga telah menjalin kerja sama dengan Universitas Mataram. Setiap tahun, mereka mengadakan bursa kerja atau job fair yang melibatkan puluhan perusahaan.

Melalui kegiatan job fair tersebut, dapat diukur seberapa banyak lulusan yang berhasil terserap ke dalam dunia kerja. Hal ini menjadi umpan balik bagi perguruan tinggi untuk menyesuaikan kurikulum mereka agar lulusan dapat lebih mudah diserap di pasar kerja.

Baca Juga: Serius Maju Pilgub 2024, Pj Gubernur NTB Mendaftar di Empat Parpol 

2. Harus ada link and match

Aktivitas pertambangan PT AMNT di Sumbawa Barat. (dok. AMNT)

Aryadi menegaskan pentingnya keselarasan antara kompetensi lulusan perguruan tinggi dan pendidikan vokasional dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penambahan angka pengangguran di NTB.

Dalam konteks ini, implementasi Peraturan Presiden No  57 Tahun 2023 menjadi penting, yang mengharuskan seluruh perusahaan dan badan usaha untuk menyampaikan kesempatan kerja beserta kompetensi yang dibutuhkan. Dengan demikian, lembaga pendidikan vokasional dapat menyesuaikan kurikulum mereka agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

"Akibatnya, angkatan kerja baru dapat terserap baik di dalam maupun luar negeri. Untuk pekerja migran, kita telah mempersiapkan kompetensi yang dibutuhkan. Kami fokus pada sektor formal, sambil berupaya mengurangi sektor informal," ujarnya.

Meskipun sektor pertambangan memiliki peran besar di NTB, tidak semua angkatan kerja memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan sektor ini. Oleh karena itu, penting untuk menjalin keselarasan antara perguruan tinggi, pendidikan vokasional, Kamar Dagang, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

"Dengan demikian, pendidikan kejuruan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri, sehingga lulusan memiliki keterampilan yang relevan dengan perkembangan industri," kata Aryadi.

Berita Terkini Lainnya