TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ratusan Miliar Klaim Penanganan Covid-19 di NTB Belum Dibayar 

Rumah sakit di NTB ''teriak''

ilustrasi pasien COVID-19 (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Mataram, IDN Times - Ketua Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Provinsi NTB, dr. Lalu Herman Mahaputra mengatakan ratusan miliar klaim penanganan pasien Covid-19 belum dibayarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Provinsi NTB.

Kondisi ini membuat rumah sakit pemerintah maupun swasta yang telah menangani pasien Covid-19 menjadi teriak. Karena berpengaruh terhadap kondisi keuangan rumah sakit. Sementara, mereka butuh biaya operasional untuk memberikan pelayanan kepada pasien lainnya.

Baca Juga: Penerbangan Internasional Lombok - Kuala Lumpur Sepi Penumpang 

1. Rumah sakit mulai goyah

Ketua Persi Provinsi NTB, dr. Lalu Herman Mahaputra (IDN Times/Muhammad Nasir)

Herman Mahaputra mengatakan dirinya sudah meminta Kemenkes untuk membayar klaim-klaim penanganan pasien Covid-19 yang belum diterima oleh rumah sakit. Karena rumah sakit di NTB sudah mulai teriak.

"Rumah sakit teriak semua. Sudah dijanjikan uang muka dan sebagainya. Jangan sampai ini menjadi image yang tidak baik bagi dunia kesehatan. Rumah sakit diminta melayani, ndak boleh menolak. Tapi kalau tidak ada pembayaran dari Kementerian Kesehatan, rumah sakit bisa apa," kata pria yang biasa disapa Dokter Jack ini di Mataram, Sabtu (7/5/2022).

Dikatakan, banyak rumah sakit di NTB yang sudah mulai goyah kondisi keuangannya akibat klaim yang belum dibayarkan. Artinya banyak pasien Covid-19 yang sudah ditangani oleh rumah saki tetapi belum dibayarkan klaimnya sampai saat ini. "Mudah-mudahan setelah hari raya bisa dibayarkan oleh pemerintah," harapnya.

2. Klaim belum dibayarkan sekitar Rp300 - 400 miliar

ilustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Dengan adanya tunggakan pembayaran klaim penanganan pasien Covid-19, kata Direktur RSUD Provinsi NTB ini, berpengaruh terhadap pelayanan rumah sakit. Apalagi rumah sakit swasta, itu menjadi modal mereka memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Setelah hari raya saya kumpulkan semua direktur untuk mengetahui klaim yang dibayarkan. Tetapi sekitar Rp300 - 400 miliar. Persi akan bersurat ke Kementerian Kesehatan," kata Dokter Jack.

Baca Juga: Lebaran Topat, Pengamanan Objek Wisata di Mataram Diperketat 

Berita Terkini Lainnya