TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemda NTB Bantah Pasien Pertama Omicron XBB Baru Pulang dari Lombok 

Pasien mengaku tidak pernah ke Lombok

Kepala Dinkes Provinsi NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Kesehatan membantah bahwa pasien terkonfirmasi positif Covid-19 Subvarian XBB pertama di Indonesia, tertular setelah bepergian ke Lombok. Pasien tersebut inisial JK, perempuan, umur 29 tahun, beralamat di Gemblongan 34 Surabaya, Jawa Timur.

"Kami tadi malam sempat kontak dengan pasiennya. Pertama, tidak disebutkan secara jelas riwayat perjalanan dari Lombok, NTB. Namun yang bersangkutan mengaku memiliki riwayat bepergian bekerja di NTT (Nusa Tenggara Timur)," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri di Mataram, Senin (24/10/2022).

Baca Juga: NTB Andalkan Sport Tourism dan MICE dalam Menghadapi Resesi Global 

1. Koordinasi dengan KKP dan Dinas Kesehatan Jawa Timur

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Fikri mengaku juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Diperoleh informasi bahwa pasien Covid-19 Subvarian Omicron XBB itu inisial J berasal dari Gemblongan 34 Surabaya.

Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Mataram untuk mengecek informasi yang beredar. Dari penjelasan KKP, tidak ada pesawat yang transit dari NTT ke Lombok, NTB. Semua penerbangan dari NTT langsung ke Surabaya.

"Kami juga karena tidak ada data itu, tidak berani mengatakan bahwa pasien ini pernah ke Lombok. Tadi malam, pasien itu kami kontak, oleh petugas kami. Satu pernyataan pasiennya, dia tak pernah ke Lombok," ungkap Fikri.

2. Pasien tidak terekam pada all record NTB

ilustrasi virus penyebab COVID-19 Omicron subvarian XBB (freepik.com/Freepik)

Mantan Direktur RSUD Provinsi NTB ini, menjelaskan bahwa pasien tersebut terkonfirmasi positif pada tanggal 26 September 2022 di RS Nasional Surabaya. Saat ini, pasien telah dinyatakan sembuh per 3 Oktober 2022.

Ia mengaku juga melakukan penelusuran bahwa pasien tersebut tidak terekam pada All Record NTB. Tim Surveilans NTB juga tidak pernah mendapatkan notifikasi dari wilayah lain terkait keberadaan kontak erat pasien tersebut di wilayah NTB.

Baca Juga: Rumah Warga di Mataram ini Hangus Terbakar saat Pemilik Tertidur 

Berita Terkini Lainnya