TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Dewi Utami, Petugas Damkar Perempuan Satu-satunya di NTB

Sudah 15 tahun menjadi petugas Damkar di Mataram

Gusti Ayu Dewi Utami, satu-satunya petugas damkar perempuan di NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Profesi sebagai petugas pemadam kebakaran (Damkar) penuh dengan risiko. Mulai dari risiko kecelakaan di jalan hingga saat melakukan pemadaman kebakaran.

Risiko yang tinggi tersebut sudah dianggap biasa oleh Gusti Ayu Dewi Utami (43). Satu-satunya petugas Damkar perempuan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ini, sudah 15 tahun menekuni profesi ini sebagai PNS di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mataram.

Baca Juga: Perusahaan Jerman Segera Bangun Industri Daur Ulang Sampah di Lombok

1. Dorongan untuk membantu sesama

Gusti Ayu Dewi Utami. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ayu menceritakan alasannya lebih memilih profesi sebagai petugas damkar. Ia memilih menjadi petugas damkar karena didorong untuk ikut membantu sesama.

Sebagai petugas damkar, adrenalinnya berbeda dengan pegawai yang duduk cantik di meja kantor dan pegawai yang menggunakan sepatu hak tinggi (high heels).

"Saya nyari adrenalinnya yang tinggi. Begitu di belakang setir, adrenalin sudah muncak. Tantangan sebagai petugas damkar berbeda dengan pegawai yang lain," kata Ayu saat berbincang dengan IDN Times di Mataram, Sabtu (6/5/2023).

Ia menekuni profesi sebagai petugas damkar karena dorongan ingin membantu sesama yang terkena musibah. Ayu mengaku sudah 15 tahun menekuni profesi sebagai petugas damkar di Kota Mataram.

"Tantangannya berbeda dan merasa puas kalau sudah bisa membantu orang. Ada kepuasan tersendiri kalau berhasil membantu seseorang yang terkena musibah," ungkapnya.

2. Ngenes dibilang sopir ugal-ugalan dan makan gaji buta

Mobil damkar Dinas Pemadam Kebakaran Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ayu juga menceritakan sesuatu yang membuatnya sedih atau ngenes sebagai petugas damkar. Sebagai salah seorang sopir mobil damkar, orang sering menyebutkan sopir ugal-ugalan. Banyak yang tidak memahami ketika ada musibah kebakaran, bahwa mobil damkar diprioritaskan di jalan. Baru kemudian mobil ambulans dan mobil pengawalan presiden.

"Kalau ketemu mobil pengawalan presiden pun harus minggir mereka. Kami yang pertama kalau ada kejadian kebakaran," terangnya.

Ketika terjadi kebakaran, petugas damkar punya response time 15 menit sejak menerima laporan. Hal ini untuk mencegah meluasnya kebakaran. Selain ngenes dibilang sopir ugal-ugalan, Ayu juga merasa sedih ketika ada yang menyebut petugas damkar makan gaji buta.

"Kadang petugas kebakaran dibilang makan gaji buta. Kalau tidak ada kebakaran, gak kerja. Itu yang bikin ngenes," tutur Ayu.

Baca Juga: Tiket MXGP Samota Sumbawa 2023 Segera Dijual, Harga Lebih Murah! 

Berita Terkini Lainnya