TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kendaraan Hemat Energi UTS Ikut 'Ngebut' di Shell Eco Marathon 2023

Tiga kampus dari NTB ikut berkompetisi

Perakitan kendaraan hemat energi tim asal Indonesia di ajang Shell Eco Marathon Asia Pasifik 2023. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Lombok Tengah, IDN Times - Hasil inovasi dan teknologi kendaraan hemat energi mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB) ikut berkompetisi dalam ajang Shell Eco Marathon Asia Pasifik 2023 yang digelar di Sirkuit Mandalika, 5 - 9 Juni 2023. Tiga perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Mataram (Unram), Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dan Lombok Institut Teknologi (LIT).

Dari Unram menerjunkan Tim Mandalika Desantara, UTS menerjunkan Tim NgebUTS dan LIT menerjunkan Tim Gumi Paer. Tahun ini, sebanyak 76 tim dari 13 negara kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah ikut berkompetisi dalam ajang Shell Eco Marathon 2023.

Baca Juga: Polisi Sita 1.000 Bahan Peledak di Atas Kapal Rute Lombok - Sumbawa

1. Inovasi prototype kendaraan hemat energi mengunakan baterai

Ketua Tim NgebUTS Ahmad Jaya. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Salah satu hasil karya mahasiswa NTB dari UTS adalah kendaraan hemat energi menggunakan baterai. Ketua Tim NgebUTS Universitas Teknologi Sumbawa Ahmad Jaya mengatakan timnya akan berkompetisi dalam kategori kendaraan prototype.

"Inovasinya kami kendaraan menggunakan baterai penggeraknya. Produk yang kami ciptakan masih tahap pembelajaran juga, jaraknya 60 km per jam. Baterainya menggunakan 42 volt 11 ampere," kata Jaya di Sirkuit Mandalika, Rabu (5/7/2023).

Jaya mengatakan pada tahun ini merupakan pertama kali tim dari UTS Ikut Shell Eco Marathon Asia Pasifik. Sehingga, targetnya juga tidak muluk-muluk. "Tahun depan baru betul-betul (punya target) melihat tahun ini apa kekurangan kita tingkatkan tahun depan," ujarnya.

2. 80 persen bahan-baham masih impor

Kampus UTS Sumbawa. (uts.ac.id)

Jaya mengungkapkan ada tantangan yang dihadapi dalam menciptakan prototype kendaraan hemat energi menggunakan baterai. Dimana, baterainya masih harus diimpor dari luar negeri.

"Termasuk juga bahan-bahan di NTB masih kurang, kami harus impor dari luar sekitar hampir 80 persen. Perakitannya saja di kami," terangnya.

Dari sisi dukungan, Jaya mengungkapkan Pemda sangat mendukung. Gubernur NTB Zulkieflimansyah sangat mendukung kampus-kampus yang ada di NTB berinovasi membuat prototype kendaraan hemat energi dan ikut berkompetisi dalam ajang Shell Eco Marathon Asia Pasifik.

Baca Juga: 5 Daerah di NTB Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan 

Berita Terkini Lainnya