TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fenomena 'Salju' di Puncak Gunung Rinjani, ini Penjelasan BMKG! 

BMKG sebut fenomena yang wajar

Bongkahan es mirip salju di puncak Gunung Rinjani. (Screenshot video/@pendaki.pribumi)

Mataram, IDN Times - Fenomena bongkahan es mirip salju di Gunung Rinjani menghebohkan warganet. Fenomena 'salju' di Gunung Rinjani diunggah akun Instagram @pendaki.pribumi, Selasa (14/11/2023).

Peristiwa itu terjadi pada Senin (13/11/2023) lalu. Unggahan tersebut telah ditonton sebanyak 9.653 kali dan mendapatkan komentar dari warganet.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok Nur Siti Zulaichah memberikan penjelasan soal fenomena bongkahan es di Gunung Rinjani.

Baca Juga: Koalisi Setop Joki Anak Keberatan Pordasi Paksakan Lomba Pacuan Kuda

1. BMKG ungkap penyebabnya

Bongkahan es mirip salju di puncak Gunung Rinjani. (screenshot video/@pendaki.pribumi)

Zuliachah mengatakan fenomena es di Gunung Rinjani merupakan fenomena yang wajar terjadi. Hal ini pada umumnya disebabkan karena adanya pengaruh suhu yang dingin, ketiadaan hujan, angin yang tenang, dan kelembaban udara yang relatif rendah.

"Sehingga mendukung terbentuknya embun beku di wilayah tersebut," kata Zuliachah yang dikonfirmasi IDN Times, Rabu (15/11/2023).

2. Suhu bisa di bawah nol derajat

ilustrasi suhu inti bumi mengalami pendinginan (unsplash.com/Gary Fultz)

Zuliachah menambahkan akibat tidak adanya tutupan awan sehingga menyebabkan radiasi balik gelombang panjang pada malam hari semakin kuat. Gelombang panjang lebih banyak yang dilepas langsung ke atmosfer yang lebih tinggi.

Permukaan tanah dan atmosfer bagian bawah lebih cepat mendingin. Embun es biasanya terjadi pada daerah ngarai atau valley dataran tinggi, yaitu dataran yang cukup luas dan dikelilingi pegunungan

"Untuk nilai suhunya berapa kami tidak dapat memberikan kisaran nilai tepatnya, dikarenakan kami tidak memiliki alat yang dipasang di wilayah tersebut. Namun pada umumnya saat terjadi embun es, suhu di lokasi dapat lebih rendah dari 0° Celsius," tuturnya.

Baca Juga: NTB Cetak Sejarah Dimasuki Beras Impor, DKP: Tak Mengurangi Marwah!

Berita Terkini Lainnya