TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dekat Sirkuit Mandalika, Siswa Belajar di Gedung Sekolah Nyaris Roboh

Sangat ironis di tengah pesatnya pembangunan pariwisata

Siswa SDN Bile Tengak belajar lesehan di ruang kelas yang hampir roboh, Sabtu (17/8/2022). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Lombok Tengah, IDN Times - Di tengah pesatnya pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih ditemukan siswa belajar di gedung sekolah yang nyaris roboh. Kondisi ini ditemukan di SDN Bile Tengak, Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah.

Sekolah ini berlokasi tidak jauh dari destinasi wisata Selongbelanak. Selain itu juga hanya 30 menit dari Sirkuit Mandalika, Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.

Baca Juga: Tol Laut Sukses, Penyeberangan Rute Lombok - Bali Jadi Korban 

1. Terpaksa gunakan gedung yang hampir roboh

Siswa belajar di ruangan kelas yang hampir roboh. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala SDN Bile Tengak, Aripi mengungkapkan para siswa terpaksa belajar di ruangan yang hampir roboh karena terbatasnya ruangan kelas. Dari 128 siswa di SD tersebut, hanya tiga ruangan kelas yang kondisinya layak digunakan.

Sedangkan 4 ruangan kelas yang lain dalam kondisi rusak berat. Bukan hanya itu, ruangan guru dan kepala sekolah juga hampir roboh tetapi masih tetap digunakan sampai saat ini.

"Ruang guru dan kepala sekolah juga hampir roboh. Jangankan ruangan guru dan kepala sekolah, ruangan belajar juga belum disentuh. Kita tetap khawatir, apalagi musim hujan. Pasti ruangan kelas tergenang air hujan," tutur Aripi saat berbincang dengan IDN Times di SDN Bile Tengak, Sabtu (17/9/2022)

2. Sembilan tahun gedung sekolah belum diperbaiki

Ruangan guru dan kepala sekolah SDN Bile Tengak yang juga dalam kondisi hampir roboh. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Aripi mengungkapkan sudah 9 tahun, gedung SDN Bile Tengak belum mendapatkan sentuhan perbaikan dari pemerintah daerah. Terakhir, perbaikan 2 ruangan kelas dilakukan pada 2013 lalu. Dengan mengganti atap dan plafonnya.

Setelah itu, tidak ada perbaikan lagi sampai saat ini. Aripi mengaku setiap bulan pihaknya selalu mengupdate kondisi sekolah di dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Tetapi karena koordinat sekolah tidak terbaca di Dapodik, sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menganggap kondisi sekolah baik-baik saja.

"Harapannya mudah-mudahan pemerintah bisa memberikan bantuan fisik dan meublernya yang sekarang serba kekurangan. Karena ini sudah tentu berpengaruh terhadap kualitas peserta didik. Karena ruang belajar tidak nyaman. Kalau musim hujan kita sangat khawatir, ruangan tergenang dan belajarnya sif-sifan," terangnya.

Baca Juga: 15 Kapal Pesiar Besar akan ke Lombok Tahun 2023 

Berita Terkini Lainnya