Turnamen Sepak Bola Antarkampung di Bima Diwarnai Kericuhan

Suporter berhamburan lari masuk ke lapangan

Bima, IDN Times - Turnamen sepak bola antarkampung (Tarkam) di Desa Tawali Kecamatan Wera Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berujung ricuh. Para pemain dan suporter terlibat kericuhan di dalam hingga di luar lapangan pada Selasa sore (18/7/2023).

Peristiwa ini direkam warga lalu videonya diunggah di media sosial (medsos) hingga viral. Dalam video berdurasi 2 menit 30 detik itu bernarasikan 'Terjadi kerusuhan antara pemain dan suporter saat pertandingan klub Nggarorandi Vs Kavero Doro Huni'.

1. Pemain dan suporter saling serang

Turnamen Sepak Bola Antarkampung di Bima Diwarnai KericuhanTangkapan layar saat kericuhan berlangsung (Dok/Istimewa)

Para suporter terlihat saling serang dengan sejumlah pemain, sementara sebagian lainnya ada juga yang mencoba melerai. Kondisi itu terus berlanjut, bahkan mereka terlihat saling kejar dari dalam hingga di luar lapangan.

"Keributan, keributan. Perkelahian masih berlanjut," sebut pengunggah video yang beredar.

Baca Juga: Pria Misterius di Bima Pamer Kelamin hingga Ejakulasi

2. Pagar lapangan dirusak

Turnamen Sepak Bola Antarkampung di Bima Diwarnai Kericuhanilustrasi pagar taman di rumah (unplash.com/Randy Fath)

Hingga rekaman video berakhir, masyarakat dan suporter masih berada di dalam lapangan. Mereka terlihat diarahkan hingga didesak oleh wasit untuk keluar lapangan agar turnamen bisa segera dilanjutkan.

Akibat dari insiden kericuhan tersebut, sebagian pagar yang terbuat dari bambu dan kayu rusak. Kerusakan itu usai dinaiki dan dicabut kedua belah pihak yang terlibat bertikai.

3. Kades bantah ricuh antara pemain dan suporter

Turnamen Sepak Bola Antarkampung di Bima Diwarnai Kericuhanilustrasi membantah (pexels.com/Gustavo Fring)

Kepala Desa (Kades) Tawali, Abdul Muis yang dikonfirmasi tak menampik ada kericuhan saat turnamen berlangsung. Namun peristiwa itu tak berlangsung lama setelah dilakukan upaya persuasif oleh pihak penyelenggara kegiatan.

"Ricuh memang ada, cuma bukan antara pemain dengan suporter meskipun itu berlangsung dalam lapangan," katanya dikonfirmasi IDN Times.

Menurutnya yang terlibat kericuhan ialah masyarakat dan suporter. Bermula seorang warga yang mengendarai motor di sebelah lapangan menggunakan knalpot bising. Kemudian ditegur oleh sejumlah masyarakat, hingga berujung ricuh seperti pada video yang beredar.

"Kan saat itu orangnya ramai dan lari berhamburan. Sehingga kelihatan penonton dan pemainnya terlibat ricuh, padahal bukan," tandasnya.

Baca Juga: Jejak Sejarah Penjajahan, Rumah Singgah Belanda saat Menduduki Bima

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya