Antisipasi Ajaran Sesat, NTB Awasi Alumni Ponpes Al Zaytun
NTB rapatkan barisan antisipasi aliran sesat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan publik. Masyarakat menuding Ponpes yang dipimpin Syekh Panji Gumilang tersebut memberikan ajaran sesat.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ruslan Abdul Gani mengatakan pihaknya sedang melakukan pemantauan dan mengawasi alumni Ponpes Al Zaytun yang berasal dari NTB. Tetapi sejauh ini, pihaknya bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB belum menemukan adanya ajaran atau aliran sesat di NTB.
"Beberapa tahun lalu, ada putra-putri kita dari NTB yang sekolah di sana. Pasti kita awasi, pergerakan ke NTB sudah kita antisipasi. Jangan sampai hal serupa ada di NTB. Tapi saya tegaskan tidak aliran atau ajaran sesat ada di NTB," kata Ruslan dikonfirmasi IDN Times di Mataram, Sabtu (1/7/2023).
Baca Juga: NTB Genjot Event Internasional Kejar Target Kunjungan 2 Juta Wisatawan
1. Gerakkan jejaring lakukan deteksi dini ajaran sesat
Ruslan menjelaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk mengantisipasi munculnya ajaran atau aliran sesat keagamaan. Sehingga ketika ada gejala-gejala atau permasalahan yang terkait keagamaan segera diatensi.
"Kita punya jejaring, sebelum muncul ke permukaan kita deteksi. Ada deteksi dini, diantisipasi semuanya. Tapi Alhamdulillah tidak ada gejala di NTB. Walaupun ada informasi-informasi terkait dengan adanya penyimpangan terkait ajaran yang seharusnya, cepat diketahui. Alhamdulillah tidak berkembang, tidak muncul," terangnya.
Saat ditanya terkait jumlah alumni Ponpes Al Zaytun yang berasal dari NTB, mantan Kepala Biro Hukum Setda NTB ini mengatakan belum dapat angka pasti. Namun, pihaknya sedang melakukan pemantauan di lapangan. Mengantisipasi ajaran sesat di NTB, pada bulan lalu, pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi di Kejaksaan Tinggi NTB.
"Walaupun ada gejala-gejala, kami difasilitasi pertemuan di kejaksaan satu bulan yang lalu terkait antisipasi permasalahan aliran sesat. Tapi alhamdulillah, tidak ada sesuai data terakhir saya mengikuti pertemuan di kejaksaan," ucapnya.
Baca Juga: Sehari Jelang Race, Tiket MXGP Selaparang Terjual 20.000 Lembar