Bunda Niken Berpesan Penenun Lombok Wajib Ikuti Tren Fesyen
Motif jogang dan selingkuh banyak diminati pembeli
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai salah satu kerajinan tangan khas dari NTB, songket kini tidak hanya digunakan di momen-momen tertentu, melainkan juga digunakan pada kehidupan sehari-hari. Penenun diharapkan dapat mengikuti tren fesyen terkini.
Lebih dekat, songket bahkan kini menjadi bagian dari festen, mulai dari kalangan muda hingga dewasa. Sehingga, muncul berbagai inovasi pakaian dengan motif songket di dalamnya.
1. Penenun diminta jeli melihat tren
Ketua Dekranasda NTB Hj. Niken Saptarini Zulkieflimansyah meminta kepada designer dan pengrajin NTB untuk mengikuti tren fesyen karena hal ini yang bisa memenangkan persaingan di pasar. Hal ini disampaikannya pada kunjungan ke sentra Tenun Lombok Barat.
“Saat ini pasar selalu melihat tren, untuk memenuhi keinginan pasar seperti model fashion dari produk yang dihasilkan perajin kain tenun harus bisa menyesuaikan,” pinta Bunda Niken sapaan Ketua Dekranasda NTB.
Hal ini disampaikan Bunda Niken disaat mengunjungi dua tempat sentra Tenun lokasi Kebun Ayu dan Gunung Malang yang keduanya berada di Lombok Barat.Apalagi NTB memiliki potensi kekayaan warisan budaya yang berlimpah. Mulai dari tenun, sarung, songket, yang dirancang mejadi fesyen.
“Seperti model pakaian, tas, sepatu, hijab dan banyak produk pernak-pernik lainnya,” jelas Bunda yang juga menjadi Ketua TP PKK NTB.
“Kita tidak ingin kekayaan budaya seperti tenun, hanya kita yang nikmati sendiri, tapi harus lebih daripada itu, tenun ini dapat dipakai semua kalangan bahkan dunia. Yang terpenting akan menjadi warisan anak dan cucu kita selanjutnya,” tambahnya.
Baca Juga: Proyek Jembatan Gantung Lombok Terancam Digugat ke Mahkamah Arbitrase
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.