TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Krisis Air, Warga Bima Enggan Tempati Rumah Relokasi Banjir

Para korban masih menetap di rumah bekas diterjang banjir

Foto rumah relokasi banjir di Desa Tambe (Dok/Istimewa)

Bima, IDN Times - Sebagian warga penerima bantuan enggan menempati rumah relokasi banjir di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).  Alasan mereka tidak menghuni rumah relokasi yang terletak di kawasan Desa Tambe Kecamatan Bolo ini, lantaran krisis air bersih.

Kabag Prokopim Setda Kabupaten Bima Suryadin yang dikonfirmasi membenarkan kondisi tersebut. Dari total 185 unit rumah relokasi banjir, baru 103 unit yang sudah terisi, sedangkan 82 unit hingga saat ini tanpa penghuni.

Baca Juga: Warga Bima Habiskan Rp144 Ribu per Bulan untuk Beli Air Bersih

1. Enggan tempati karena kekurangan air bersih

Ilustrasi droping air bersih. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Suryadin mengatakan, sebenarnya kebutuhan air bersih di wilayah setempat melimpah. Hanya saja terhadap jaringan air yang mengarah ke 82 unit rumah kerap digunakan petani untuk pengairan area persawahan sekitar kawasan.

"Sehingga debit airnya kurang bahkan sama sekali gak ada. Karena telah dipakai oleh para petani di sekitar wilayah itu," terangnya dikonfirmasi IDN Times, Selasa (1/11/2022).

2. Memilih menetap di rumah bekas diterjang banjir

Ilustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Dengan kondisi tersebut sehingga 82 Kepala Keluarga (KK) memilih menetap di rumah bekas diterjang banjir bandang. Dari 82 KK ini, sebut dia, sebagian besar penerima bantuan di desa dengan jumlah korban banjir terbanyak.

"Rata-rata ada di setiap desa yang terdampak. Tapi kebanyakan warga Desa Tambe," ungkap Suryadin sapaan karib Kabag Prokopim Setda Kabupaten Bima ini.

Baca Juga: Seorang Pria di Bima Ditemukan Tewas Bersama Obat-obatan dan Mi Instan

Berita Terkini Lainnya