Mataram, IDN Times - Pemprov NTB mencermati peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah provinsi di Pulau Jawa. NTB meningkatkam kewaspadaan untuk mencegah terjadinya kenaikan kasus Covid-19.
"Kita cermati terus tren-tren kenaikan itu. Tapi masyarakat jangan panik, tapi tetap kita waspada. Pemerintah tentu melakukan evaluasi day by day (hari per hari)," kata Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi dikonfirmasi di Mataram, Kamis (16/6/2022).
Gita mengatakan langkah kewaspadaan yang dilakukan adalah memperketat pengawasan di pintu masuk NTB seperti bandara dan pelabuhan. Setiap pelaku perjalanan yang masuk NTB harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan pemerintah.
Selain itu, untuk mencegah membludaknya mobilitas masyarakat yang menggunakan transportasi udara, masih diberlakukan kebijakan tarif atas harga tiket pesawat.
"Sekarang asih menerapkan harga tarif batas atas untuk maskapai. Andai pakai tarif batas bawah mungkin meledak jumlah mobilitas masyarakat," katanya.
Wakil Ketua Satgas Covid-19 Provinsi NTB ini juga menambahkan, meskipun penggunaan masker dilonggarkan. Tetapi masyarakat tetap waspada jika berada di kerumunan. Masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan agar tidak terjangkit. Apalagi saat ini sudah ada varian baru covid-19, meski belum masuk NTB.
"Buktinya saya masih tetap waspada. Dua tahun Covid-19 kita teredukasi. Ada perasaan was-was ketika berada di kerumunan. Kita tingkatkan kesadaran masyarakat," ucapnya.
Saat ini NTB berstatus PPKM level 1 dengan jumlah kasus aktif sebanyak 5 orang berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi NTB pada 10 Juni 2022. Kasus aktif tersebut masing-masing satu orang di Lombok Utara dan Kabupaten Sumbawa. Kemudian 3 orang di Kabupaten Bima.
Total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di NTB sebanyak 35.971 orang. Sebanyak 34.968 orang sembuh dan 998 orang meninggal dunia serta 5 orang masing isolasi.
Dinas Kesehatan NTB menyatakan surveilans berbasis laboratorium dengan mengirim sampel sekuens ke Litbangkes tetap dilaksanakan. Sampai saat ini belum ada varian BA.4 dan BA.5 yang terkonfirmasi dari semua sampel sekuens yang dikirim dari NTB ke Litbangkes Kementerian Kesehatan.