Dampak Badai Tropis Olga, Hujan Lebat akan Guyur NTB 3 Hari Kedepan

10 Apr 2024, 09:45 WIB

Dok. BMKG

Mataram, IDN Times - BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok mengingatkan masyarakat tetap waspada potensi hujan lebat mengguyur wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam empat hari kedepan. Hujan lebat yang mengguyur wilayah NTB sebagai dampak badai tropis Olga di Samudra Hindia.

"Diperkirakan dampak badai tropis Olga hingga tiga hari kedepan. Dampak dari siklon tropis Olga yakni hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah NTB," kata Prakiraan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok Kadek Katriavi Karlina dikonfirmasi IDN Times, Rabu (9/4/2024).

1. Gelombang tinggi di atas 2 meter di perairan selatan NTB

ilustrasi ombak (IDN Times/Mardya)

Karlina menambahkan badai tropis Olga juga menyebabkan tinggi gelombang air laut mencapai di atas 2 meter di wilayah perairan Samudera Hindia selatan NTB. Untuk itu, masyarakat tinggal dan beraktivitas di pesisir yang berpotensi gelombang tinggi agar tetap waspada.

Karlina menjelaskan badai tropis Olga terbentuk dari bibit siklon tropis 96S. BMKG mendeteksi kemunculan bibit siklon 96S yang cenderung menguat perlahan. Bibit siklon ini akan memicu cuaca ekstrem yang berlangsung di pekan arus mudik lebaran.

2. Hujan lebat picu banjir bandang di Bima

Banjir bandang rendam permukiman warga di Bima. (dok. BPBD NTB)

Dampak badai tropis Olga mulai dirasakan di Kabupaten Bima. Pada Senin, 8 April 2024, terjadi banjir bandang di Dusun Jala dan Oi Tawoa, Desa Darussalam, Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi menjelaskan hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan air sungai meluap ke permukiman warga dan persawahan. Setiap hujan, banjir selalu meluap di wilayah permukiman dan jalan desa, hal ini disebabkan karena sungai tidak mampu manampung air banjir.

3. Puluhan hektare sawah dan tambak terendam banjir

Banjir merendam jalan raya di Desa Nggembe (Dok/BPBD Kabupaten Bima)

Ahmadi mengatakan banjir merendam permukiman, jalan dan areal persawahan seluas 20 hektare, dan areal tambak seluas 10 hektare. Banjir menggenangi sebanyak 2 dusun yaitu Dusun Jala sebanyak 3 KK atau 282 jiwa dan Dusun Oi Tawoa 110 KK atau 371 jiwa.

Masyarakat korban banjir membutuhkan makanan siap saji karena tidak bisa memasak akibat wilayahnya terendam banjir. Ahmadi menambahkan pihaknya terus memberikan imbauan potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem agar masyarakat selalu waspada.