TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahasiswa Lotim Demo Tuntut Pemerintah Tanggulangi Harga Beras

Harap prioritaskan pertanian dibandingkan pertambangan

Puluhan massa aksi dari AMPP peringati hari tani nasional deng aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Lotim (dok. Ruhaili)

Lombok Timur, IDN Times - Peringati Hari Tani Nasional, mahasiswa Lombok Timur (Lotim) yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Petani (AMPP) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Lombok Timur, Senin (25/9/2023). Aksi unjuk rasa sempat diwarnai kericuhan.

Massa aksi memaksa menerobos masuk ke kantor DPRD Lotim yang dikawal ketat aparat kepolisian. Kericuhan berhasil diredam setelah aparat kepolisian berhasil menenangkan massa aksi.

Dalam aksi unjuk rasa ini, massa aksi mendesak pemerintah untuk peduli terhadap petani, yang selama ini sering merugi karena dampak perubahan iklim. Terlebih pemerintah tidak mampu mengatasi persoalan kelangkaan pupuk dan harga pupuk yang tinggi. Selain itu,  massa aksi juga menuntut pemerintah untuk menanggulangi harga beras yang semakin mahal.

1. Tuntut pemerintah prioritaskan pertanian daripada pertambangan

Puluhan massa aksi AMPP menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Lotim (dok. Ruhaili)

Dalam aksi unjuk rasa ini, massa aksi mendesak pemerintah untuk memprioritaskan sektor pertanian daripada pertambangan. Karena menurut massa aksi, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian menyumbang 32 persen produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi NTB. Ini lebih besar dari sektor Pertambangan yang berjumlah 24 persen.

"Berdasarkan data tersebut, pertanian lebih mendominasi daripada pertambangan dalam memberikan sumbangan kepada negara. Akan tetapi yang kita lihat bahwa pemerintah lebih mengutamakan tambang daripada sektor pertanian," ungkap koordinator aksi, Siti Khairunnisa Febrianti.

Selain sumbangan PDRB yang lebih kecil, menurut massa aksi, pertambangan juga berdampak buruk terhadap lingkungan. Sehingga masyarakat hanya mendapatkan dampak negatifnya.

"Kita lihat ada salah satu pertambangan pasir besi yang sudah tidak beroperasi di Lombok Timur yang dikelola PT AMG, itu sangat merusak lingkungan, dampaknya pendapatan masyarakat sangat menurun," tegasnya.

Baca Juga: Pj Bupati Lotim Juani Taofik Wujudkan Mal Pelayanan Publik

2. Desak pemerintah turut menanggulangi perubahan iklim

Puluhan massa AMPP menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Lotim (dok. Ruhaili)

Massa aksi juga mendesak pemerintah untuk menanggulangi perubahan iklim yang menyebabkan petani sering mengalami kerugian. Banyak musibah yang terjadi diakibatkan oleh faktor geografis, yang mengakibatkan tidak stabilnya iklim. Hal itu mengakibatkan terjadinya degradasi terhadap bidang pertanian.

Menurut mereka, dampak dari perubahan iklim ini membuat hasil panen mengalami penurunan dari tahun ke tahun sebesar 20 persen hingga 40 persen.

"Karena perubahan iklim yang tidak stabil sehingga mengakibatkan hasil panen menurun yang berdampak pada melambungnya harga beras," ungkap Khairunnisa.

3. Desak pemerintah stabilkan harga beras dan gabah yang tinggi

Aksi massa AMPP, desak pemerintah stabilkan harga beras (dok. Ruhaili)

Selain menyinggung persoalan lingkungan dan pertanian, massa aksi juga menyinggung tingginya harga gabah dan beras. Harga beras saat ini sudah tidak mampu lagi dijangkau oleh masyarakat, utamanya masyarakat yang tidak mampu. Karenanya massa aksi mendesak pemerintah untuk segera menstabilkan harga beras.

"Harga beras yang medium saat ini sudah menembus Rp13 ribu per kilogram, itu sudah menyamai harga beras premium tahun lalu. Harga ini sungguh sangat memberatkan masyarakat, utamanya bagi masyarakat tidak mampu," tutupnya.

Baca Juga: Gaji Guru Honorer yang Lulus PPPK Lotim Tak Dibayar Selama Dua Bulan

Berita Terkini Lainnya