TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hingga Oktober, Belanja Negara di NTB Mencapai Rp20,3 Triliun 

Pendapatan negara mencapai Rp4,39 triliun

IDN Times/Arief Rahmat

Mataram, IDN Times - Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPBN) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat realisasi belanja negara telah mencapai Rp20,3 triliun lebih. Terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar Rp6,7 triliun lebih atau 69,66 persen dan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp13,6 triliun atau 86,66 persen.

"Realisasi BPP mengalami penurunan sebesar Rp319,39 miliar dibandingkan tahun 2021 pada periode yang sama," ungkap Kepala Kanwil DJPB Provinsi NTB, Sudarmanto di Mataram, Jumat (25/11/2022).

Baca Juga: Kisah Nelayan Penangkap Ikan Tuna di Lombok, Cuan Rp10 Juta per Bulan

1. Belanja pegawai mencapai Rp2,5 triliun

Ilustrasi gaji (IDN Times/Arief Rahmat)

Sudarmanto menjelaskan realisasi BPP terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp2,5 triliun lebih, belanja barang sebesar Rp,16 triliun lebih, belanja modal sebesar Rp2,01 triliun lebih, dan belanja bansos sebesar Rp13,58 miliar. Penurunan realisasi BPP dipengaruhi oleh penurunan realisasi pada belanja modal.

"Hal ini disebabkan oleh masih adanya pagu blokir yang belum dibuka, pelaksanaan pembayaran termin baru dilakukan di bulan Oktober karena adanya reorganisasi satker dan adanya paket pekerjaan yang menunggu NOL dari Word Bank," terangnya.

Meskipun mengalami penurunan, namun realisasi belanja pegawai, belanja barang dan belanja bantuan sosial mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun 2021 pada periode yang sama. Penyerapan realisasi belanja barang semakin membaik seiring dengan meningkatkan aktivitas dan mobilitas masyarakat karena membaiknya kondisi pandemik Covid-19.

"Peningkatan realisasi belanja pegawai dipengaruhi oleh adanya pengaruh pembayaran gaji non PNS. Sedangkan peningkatan realisasi Belanja Sosial masih berasal dari pembayaran beasiswa bidik misi, KIP pada satker UIN dan IAHN Gde Pudja dan bansos pada Balai Rehab Sosial Anak Paramita," jelasnya.

2. Pendapatan di NTB mencapai Rp4,39 triliun

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan NTB Sudarmanto (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dari sisi pendapatan, kata Sudarmanto, realisasi sampai bulan Oktober 2022 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari realisasi pendapatan mencapai sebesar Rp4,39 triliun lebih. Realisasi pendapatan di wilayah NTB mengalami kenaikan sebesar Rp948,01 miliar dibandingkan tahun 2021 pada periode yang sama.

Kenaikan tersebut disumbang oleh kenaikan PPh, PPN, PBB, Cukai, Bea Keluar/Pungutan Ekspor dan kenaikan PNBP. Berdasarkan data sampai dengan 31 Oktober 2022, penerimaan PPh di wilayah NTB sebesar Rp1,55 miliar, PPN sebesar Rp880,06 miliar, PBB sebesar Rp116,60 miliar dan pajak lainnya sebesar Rp62,79 miliar.

Penerimaan Bea Masuk sebesar Rp90,00 miliar, Bea Keluar sebesar Rp1,1 triliun lebihdan penerimaan Cukai sebesar Rp15,16 miliar. Untuk penerimaan PNBP sebesar Rp555,18 miliar yang didominasi oleh pendapatan BLU sebesar Rp301,31 miliar dan PNBP lainnya sebesar Rp253,87 miliar.

Baca Juga: 2.072 Nakes Perebutkan 446 Formasi PPPK Pemprov NTB 

Berita Terkini Lainnya