TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Musim Kemarau Tapi Dingin, Ternyata ini Sebabnya!

Warga diimbau waspada cuaca ekstrem

ilustrasi cuaca dingin (unsplash.com/Thom Holmes)

Kota Bima, IDN Times- Belakangan ini cuaca di Kota Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) cenderung lebih dingin dibandingkan pada saat musim hujan beberapa waktu lalu. Padahal saat ini seharusnya sudah masuk dalam musim kemarau. Hal ini banyak dimanfaatkan oleh petani, namun ternyata musim kemarau kali ini lebih dingin dari biasanya.

"Beberapa hari terakhir memang cuacanya dingin. Biasa baru terasa mulai jelang salat magrib hingga pagi dini hari," kata Yuni, warga Asakota di Bima pada IDN Times, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga: Hendak ke Arab Saudi, 7 CPMI Ilegal Asal Bima Diamankan Polres Serang

1. Dipengaruhi angin monsoon dari Australia

Ilustrasi Australia (IDN Times/Isidorus Rio)

Kepala BMKG Bima Topan Satrya Primadi mengatakan kemarau tahun ini untuk Kabupaten Bima, Kota Bima dan Dompu memang cenderung dingin. Bahkan, lebih dingin dibandingkan pada saat musim hujan beberapa bulan lalu.

"Kondisi ini tentu normal. Meski paradigma masyarakat kita, jika musim kemarau itu identik dengan suhu panas," jelasnya, Jum'at (24/6/2022).

Cuaca dingin ini terjadi dipengaruhi dua faktor utama. Pertama kata pria yang karib disapa Topan ini yaitu kondisi cuaca di wilayah Bima dan Dompu sangat di pengaruhi oleh angin monsoon yang sedang aktif.

"Pada musim kemarau saat ini, monsoon yang sedang aktif adalah monsoon Australia atau angin yang berasal dari Australia," terangnya.

 Angin monsoon terjadi akibat gerak semu matahari. Saat ini matahari berada di Belahan Bumi Utara (BBU) sehingga aliran massa udara akan bergerak dari Belahan Bumi Selatan (BBS) atau Australia ke BBU. Ciri khusus massa udara yang berasal dari BBS adalah bersifat kering dan dingin, karena pada bulan Juli dan Agustus nanti di Asutralia akan terjadi musim dingin. 

"Hal tersebut yang menjadi salah satu faktor penyebab dinginnya suhu udara pada musim kemarau," bebernya.

2. Keberadaan awan sangat sedikit

http://2.bp.blogspot.com/-1B2rG2DctWQ/T1r2mnlGlSI/AAAAAAAAAFY/T10YZkVEqL4/s320/awan+2.jpg

Dia mengatakan faktor kedua yaitu kondisi awan pada musim kemarau. Awan dikenal juga sebagai selimut atmosfer, keberadaannya dapat mempengaruhi kondisi suhu suatu wilayah. Jika terdapat banyak awan, maka kondisi suhu suatu wilayah akan lebih hangat dan begitu pula sebaliknya. 

Mengapa kondisi demikian dapat terjadi.? Hal tersebut di pengaruhi oleh keberadaan awan yang dapat menghalangi pancaran gelombang panjang dari permukaan Bumi sehingga meningkatkan suhu udara pada suatu wilayah. 

"Pada saat musim kemarau saat ini, keberadaan awan sangatlah sedikit. Sehingga pancaran gelombang panjang tidak ada yang menghalangi sehingga kondisi suhu udara terasa lebih dingin, terutama pada malam dan dini hari," jelas dia.

Baca Juga: Pemkot Bima Khawatir Dampak Buruk Jika Honorer Dihapus

Berita Terkini Lainnya