Kisah Pejuang Veteran di Bima Hidup Renta Tanpa Kepedulian Daerah
Tinggal bersama cucu di rumah berdinding anyaman bambu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bima, IDN Times - Kisah memilukan datang dari Hamzah Karim, seorang pejuang veteran yang tinggal di Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Di usianya yang sudah mencapai 105 tahun, Hamzah hidup bersama cucunya di sebuah rumah berukuran 4x7 meter yang berdindingkan anyaman bambu.
Saat ditemui oleh IDN Times di kediamannya, Jumat (16/8/2024) Hamzah masih tampak tegar meski usianya telah lanjut. Dengan bangga, ia menunjukkan pakaian seragam yang masih tersimpan rapi di dalam lemari - saksi bisu perjuangannya sebagai seorang veteran.
1. Luput dari Bansos
Meskipun usianya semakin menua, Hamzah masih mampu berbicara dengan cukup jelas saat mengenang masa-masa perjuangannya puluhan tahun silam. Namun, pendengarannya kini mulai terganggu, dan ia tidak lagi bisa berjalan sejak istrinya, Saodah, meninggal dunia tiga tahun lalu.
Di masa tuanya, kakek dari empat anak ini tidak menerima bantuan sosial (bansos) rutin dari pemerintah. Bantuan yang ia terima hanya datang pada momen-momen tertentu seperti Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI dan hari besar lainnya, berupa beras, gula, dan kopi. Bantuan rutin seperti Program Keluarga Harapan (PKH), non-PKH, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak pernah ia peroleh.
"Tidak ada bantuan rutin. Dulu hanya dapat beras, gula, dan kopi saat hari-hari besar. Tahun ini sama sekali tidak ada. Saya tidak tahu apakah nanti akan ada," ujar Hamzah.
Baca Juga: Disnakertrans NTB: 15 WNA Cina di Tambang Sekotong Bekerja Ilegal