TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peneliti: Belajar di NTT Setara Biaya Sewa Kamar Hotel Sebulan

Kampus Belanda gelar program SLEEI di Indonesia bagian Timur

Peneliti senior di Universitas Van Vollenhoven Institute of Leiden Law School Leiden University Belanda Jacqueline Vel beri arahan pembelajaran hukum di Mataram IDN Times/Ahmad Viqi

Mataram, IDN Times - Peneliti Van Vollenhoven Institute, Leiden Law School, Jacqueline Vel menyebutkan biaya belajar khusus di Indonesia bagian timur jauh berbeda dengan biaya belajar di negara kincir angin, Belanda. Biaya belajar dianggap cukup mahal.

Jacqueline Vel mengatakan bahwa biaya belajar online pembelajaran hukum selama pandemi COVID-19 setara dengan menyewa kamar hotel selama sebulan. Ini menunjukkan betapa mahalnya biaya pendidikan, khususnya di Indonesia Timur.

1. Perkuat kerja sama Indonesia-Belanda dari segi hukum

Herlambang P Wiratraman Lecturer of Constitutional Law (paling kanan) dari Universitas Airlangga IDN Times/Ahmad Viqi

Talk Show Penguatan Pendidikan Hukum di Indonesia Timur atau Strengthening Legal Education in Eastern Indonesia (SLEEI) digelar selama dua hari di Mataram, mulai Senin (28/3/2022) hingga Selasa (29/3/2022).

Dalam keterangannya, Jacqueline Vel mengaku senang bekerja sama dengan kampus-kampus di wilayah Indonesia timur.

Menurut peneliti hukum senior asal Belanda itu, biasanya SLEEI dilakukan dengan kampus-kampus ternama di Indonesia seperi UI dan UGM.

"Pengembangan pembelajaran hukum fokus pada Indonesia wilayah timur patut diapresiasi," katanya dalam Talk Show SLEEI di Mataram, Senin (28/3/2022).

Baca Juga: Nestlé Dukung Percepatan Penurunan Stunting di NTT

2. Biaya belajar di Indonesia masih mahal

Jacqueline Vel Peneliti Hukum senior di Kampus Belanda IDN Times/Ahmad Viqi

Menurutnya, akses pembelajaran di Indonesia Timur masih ditemukan banyak kendala. Hal itulah yang membuat masih banyaknya warga Indonesia Timur tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang yang lebih tinggi.

"Kami bisa belajar tentang praktik hukum di daerah yang kurang dana, kurang tenaga dosen, akses internet dan bagaimana menghadapi tantangan tersebut. Hal yang baru untuk kami bagaimana praktiknya," kata Jacqueline.

Beberapa catatan yang ditemukan di Indonesia Timur, seperti di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Akses belajar mahasiswa sangat minim. Terutama akses saat pandemik COVID-19 melanda. 

Jacqueline mengibaratkan beberapa mahasiswa harus membayar internet seharga membayar kamar hotel satu bulan ketika menginap di daerah wisata. 

"Di Sumba untuk mengikuti daring menggunakan kuota sangat mahal dan terkendala signal, berbeda dengan di Belanda, murah dan mudah. Ini kerap membuat mahasisawa stress dan tak mempunyai motivasi untuk belajar," kata Jacqueline.

3. Perkembangan hukum lokal

Konferensi Nasional Program Internasional Penguatan pendidikan Hukum di Indonesia Timur di Mataram IDN Times/Ahmad Viqi

Dekan Fakultas Hukum Universitas Negeri Mataram Dr. Hirsanuddin menyebutkan pentingnya mengikuti perkembangan kaidah hukum di Indonesia. 

Program SLEEI bertujuan untuk mengembangkan hukum sesuai dengan yang ada di tengah masyarakat lokal.

Menurut Hirsanuddin, program SLEEI memang konsentrasi dalam mengembangkan isu penegakan hukum dalam perkembangan kaidah pembelajaran hukum di Indonesia. 

"Jadi salah satu mitranya itu ialah Fakultas Hukum Unram bersama Netherlands Embassy atau NUFFIC," katanya. 

Baca Juga: NTB Targetkan Investasi Sebesar Rp 15 Triliun Usai MotoGP Mandalika 

Berita Terkini Lainnya