Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Alasan 'Silent Treatment' Merusak Hubungan, Diam Bukanlah Solusi!

Ilustrasi pasangan berseteru (freepik.com/gpointstudio)

Hubungan itu ibarat tanaman, kalau tidak dirawat dengan baik, bisa layu dan mati. Salah satu cara yang sering bikin hubungan retak adalah dengan memberikan silent treatment, atau diam tanpa kata.

Kelihatannya sederhana, ya? Cuma diam, kan? Tapi, ternyata efeknya bisa sangat merusak. Buat kamu yang pernah atau sedang mengalami ini, yuk, simak beberapa alasan kenapa silent treatment itu harus dihindari dalam hubungan.

1. Merusak komunikasi dua arah

Ilustrasi pasangan berseteru (pexels.com/cottonbro studio)

Silent treatment langsung menyerang jantung dari sebuah hubungan, yaitu komunikasi. Ketika salah satu pihak memilih untuk diam, artinya ada jalur komunikasi yang sengaja ditutup. Hubungan yang sehat butuh komunikasi dua arah. Kalau yang satu ngomong, tapi yang lain diam, itu sama saja dengan menutup kesempatan untuk menyelesaikan masalah.

Kamu mungkin berpikir bahwa diam bisa membuat pasangan sadar akan kesalahannya. Tapi, kenyataannya? Mereka justru bingung, merasa terabaikan, bahkan mungkin marah. Alih-alih menyelesaikan masalah, silent treatment malah bikin hubungan makin renggang.

2. Membuat pasangan merasa gak berarti

Ilustrasi berseteru dengan pasangan (freepik.com/stefamerpik)

Ketika kamu memberikan silent treatment, pasangan bisa merasa seperti mereka tidak cukup penting untuk didengarkan atau diperhatikan. Rasa tidak dihargai ini bisa bikin mereka merasa kecil hati dan akhirnya mempengaruhi rasa percaya diri mereka.

Hal ini bisa menimbulkan kebencian yang terpendam. Tanpa kamu sadari, mereka bisa mulai berpikir bahwa hubungan ini nggak sepadan untuk dipertahankan, karena mereka merasa nggak ada gunanya bicara jika akhirnya tetap diabaikan.

3. Menimbulkan perasaan frustasi dan kebingungan

Ilustrasi wanita merasa cemas dan stres (freepik.com/freepik)

Bayangkan, kamu lagi ada masalah besar, tapi pasanganmu memilih untuk diam seribu bahasa. Pastinya, kamu bakal merasa frustrasi, kan? Kebingungan pun mulai muncul, karena kamu gak tahu harus berbuat apa.

Alih-alih menyelesaikan masalah bersama-sama, yang ada kamu malah sibuk memikirkan kenapa pasanganmu nggak mau bicara. Ini seperti memutar-mutar roda tanpa arah, yang akhirnya membuat kamu lelah sendiri.

4. Memperparah konflik yang ada

Ilustrasi bertengkar dengan pasangan (freepik.com/freepik)

Mungkin niat awalnya adalah untuk menghindari konflik, tapi silent treatment justru sering kali memperparah situasi. Ketika kamu memilih untuk diam, masalah yang sebenarnya bisa diatasi dengan mudah malah dibiarkan menggantung.

Saat masalah kecil tidak diselesaikan, lama-lama ia akan menumpuk dan jadi bom waktu. Akibatnya, ketika akhirnya konflik meledak, kamu dan pasangan sudah berada di titik yang sulit untuk kembali lagi ke jalur yang sehat.

5. Mengikis rasa percaya

Ilustrasi pasangan sedang berseteru (freepik.com/freepik)

Rasa percaya adalah pondasi dari hubungan yang kuat. Tapi, silent treatment secara perlahan bisa mengikis kepercayaan ini. Pasangan yang sering diabaikan akan mulai mempertanyakan niat dan perasaanmu. Mereka akan merasa bahwa setiap kali ada masalah, kamu akan lari dan menutup diri.

Jika dibiarkan terus menerus, rasa percaya yang seharusnya jadi pengikat hubungan malah akan terkikis habis. Akhirnya, hubungan yang dulunya penuh cinta berubah jadi penuh keraguan dan ketidakpastian.

6. Menghancurkan keharmonisan

Ilustrasi pasangan saling diam (freepik.com/freepik)

Keharmonisan dalam hubungan nggak bisa tercapai kalau satu pihak memilih untuk menghindari percakapan yang sulit. Silent treatment hanya menciptakan jarak antara kamu dan pasangan, yang pada akhirnya menghancurkan ikatan emosional yang selama ini dibangun.

Saat hubungan kehilangan kehangatan dan keharmonisan, cinta yang dulunya menguatkan kini hanya tinggal kenangan. Untuk apa berhubungan jika yang tersisa hanya kekosongan dan kebisuan?

Setiap hubungan pasti ada pasang surutnya, tapi jangan biarkan silent treatment menjadi cara kamu menyelesaikan masalah. Komunikasi yang sehat adalah kunci agar hubungan tetap bertahan dan tumbuh. Jangan takut untuk bicara, meski itu berarti harus menghadapi percakapan yang sulit.

Ingat, kebersamaan dibangun bukan dari menghindar, tapi dari menghadapi tantangan bersama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam
EditorSandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam
Follow Us