Menurut dia, Pemda Bima pernah menggali sumur bor di wilayah setempat. Namun air yang dihasilkan tetap bau dengan kadar air yang sama. Alternatif satu-satunya yang bisa dilakukan pemerintah yakni menyalurkan air dari lereng gunung wilayah setempat.
"Solusinya cuma satu baru bisa ada air bersih di sini, yakni salurkan air menggunakan pipa dari Bendungan Lende," terangnya.
Senada juga disampaikan Ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Jumrah. Ibu dua orang anak ini mengeluhkan kondisi serupa, dia meminta agar kekurangan air bersih dapat diatasi Pemda Bima. Karena ia mengaku itu memberatkan, harus rogoh kocek baru bisa mendapatkan air bersih. Harus keluarkan uang ratusan ribu di luar pembayaran listrik dalam waktu sebulan.
"Hitungannya tetap rugi. Kalau dalam setahun, hitung saja berapa yang kami keluarkan uang untuk beli air bersih," keluh dia.
Jumrah tidak menampik mendapat dropping air bersih dari Pemda Bima. Hanya saja jarang dilakukan, berbeda ketika jelang musim Pilkada atau Pileg, tanpa diminta ia dan warga lain bahkan sehari-hari mendapat dropping air bersih.
"Kebanyakan kami beli sendiri air bersih. Jarang kalau dari Pemda," ungkapnya.