Pemda Sumatera Barat Adopsi Sistem Sekolah Perempuan di Lombok Timur

Lombok Timur punya 13 sekolah perempuan

Lombok Timur, IDN Times - Keberadaan sekolah perempuan dinilai berhasil menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Lombok Timur. Keberhasilan ini membuat Dinas Sosial Pemberdaya Perempuan Pelindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat tertarik untuk belajar dan mengembangkan sekolah perempuan di wilayahnya.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Pelindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat Martin Efendi menyampaikan bahwa jungan ini dalam rangka untuk meningkatkan SDM dan inovasi,  khususnya untuk membuat sekolah perempuan. Sebab di Kabupaten Dharmasraya belum ada sekolah perempuan.

"Nanti sepulang kami dari sini setidaknya bisa menjadi acuan dan inspirasi bagi kami untuk bisa membuat dan mengembangkan sekolah perempuan di daerah kami," ungkapnya, saat kunjung ke Sekolah Perempuan Gemilang Desa Lenek Kalibambang, Kecamatan Lenek, Kamis (15/05/2023).

1. Jadi program prioritas

Pemda Sumatera Barat Adopsi Sistem Sekolah Perempuan di Lombok TimurAcara kunjungan dari Kabupaten Dharmasraya (Dokumen pribadi/Supardi)

Setelah mendapatkan berbagai penjelasan dari DP3AKB Lombok Timur terkait sekolah perempuan ini, ia menyebut pada tahun 2024 mendatang, sekolah perempuan ini akan menjadi program prioritas di Kabupaten Dharmasraya dan akan minta DPRD setempat untuk memberikan anggaran untuk mengembangkan sekolah perempuan.

Ia menilai program sekolah perempuan yang ada di Lombok Timur merupakan program yang sangat bagus dan sangat mengispirasi Pemerintah Daerah Dharmasraya.

"Program sekolah perempuan ini sangat luar biasa. Banyak hal yang kami gali dan pelajari kemudian itu nanti akan kami adopsi dan kembangkan di Dharmasraya," ucapnya.

Baca Juga: Gubernur NTB Tak Setuju WSBK Mandalika Dihapus karena Alasan Rugi 

2. Lotim punya 13 sekolah perempuan

Pemda Sumatera Barat Adopsi Sistem Sekolah Perempuan di Lombok TimurPenjelasan dari DP3AKB Lombok Timur (Dokumen pribadi/Supardi)

Sementara itu, kepala Dinas P3AKB Lombok Timur H Ahmat menyampaikan di Lombok Timur tahun ini terdapat 13 sekolah perempuan yang tersebar di 9 kecamatan. Namun ditargetkan pada tahun 2024 mendaatang semua kecamatan memiliki minimal satu sekolah penggerak.

"Tahun ini memang kita terkendala anggaran, hanya Rp60 juta per tahun untuk 13 kecamatan. Ini pun kita menggandeng beberapa NGO, karena memang anggaran kita sangat sedikit. InsyaAllah tahun depan kita minta anggaran khusus untuk sekolah perempuan," ungkapnya.

Disebut keberadaan sekolah perempuan ini sedikit bisa menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Keberadaan sekolah perempuan ini juga salah satu upaya untuk menekan angka stunting di Lombok Timur.

Sekolah perempuan ini tidak seperti sekolah formal pada umumnya. Sekolah perempuan ini hanya melakukan pertemuan sekali sebulan untuk membahas persoalan perempuan dan anak, termasuk juga persoalan stunting.

"Terkadang juga ada program-program yang harus dilakukan dua kali. Kalasnya juga tidak mesti ada gedung seperti sekolah formal, namun keberadaan sekolah ini sangat bagus sekali," jelasnya.

Sebagian besar siswa sekolah perempuan ini berasal dari ibu-ibu, mantan TKW dan perempuan-perempuan yang masih membutuhkan perhatian dan perlindungan.

3. Dampak sekolah perempuan

Pemda Sumatera Barat Adopsi Sistem Sekolah Perempuan di Lombok TimurKunjungan di Desa Lenek Kalibambang (Dokumen pribadi/Supardi)

Salah seorang siswa Sekolah Perempuan Gemilang Desa Kali Bambang Kuraini menyampaikan saat merasakan dampak dari keberadaan sekolah perempuan yang ada di Desa Lenek Kalibambang. Dengan adanya sekolah ini, ia mendapatkan banyak pengetahuan, terutama persoalan seks dan gender.

Disebut awal-awal mula bergabung di sekolah perempuan, suaminya sangat menentang dan tidak setuju dirinya ikut bergabung dan aktif di sekolah perempuan, sebab suaminya menilai tidak mendapatkan apa-apa di sekolah perempuan. Setelah lama bernegosiasi,  suaminya akhirnya mengizinkan untuk menghadiri acara di sekolah perempuan dan suaminya juga lama-lama bisa paham apa itu sekolah perempuan.

"Sebelumnya saya juga pendiam orangnya, tidak berani bicara di depan orang tapi Alhamdulillah sekarang sedikit-sedikit sudah punya mental. Setalah lama bergabung akhirnya bisa mengubah karakter. Bisa memahami segala persoalan yang ada di masyarakat," pungkasnya.

Baca Juga: 22 Calon TKW Korban TPPO Dipulangkan, Terbanyak dari Lombok Tengah

supardi ardi Photo Community Writer supardi ardi

Saya suka menulis dan jalan-jalan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya