Harga Beras di Lotim Melonjak Naik, Warga Khawatir

Bulog maksimalkan operasi pasar untuk normalisasi harga

Lombok Timur, IDN Times - Sejak dua bulan lalu, harga beras di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) terus merangkak naik. Pada bulan ini, harga beras melonjak secara signifikan, bahkan telah melampaui kenaikan harga tertinggi beras tahun-tahun sebelumnya.

Kenaikan harga ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, karena biasanya pada tahun-tahun sebelumnya, di bulan yang sama harga beras masih stabil. Kalau pun naik, tidak terlalu signifikan.

Harga beras naik cukup tinggi setelah memasuki pertengahan musim kemarau dan puncaknya saat memasuki musim tanam padi atau awal musim penghujan sampai satu bulan jelang panen raya. Sementara pada tahun ini, di awal memasuki musim kemarau,  harga beras sudah melonjak naik.  Masyarakat khawatir, puncak kemarau nanti atau saat awal tanam padi, harga beras akan semakin tinggi sehingga akan semakin menyulitkan mereka.

1. Beras beras medium tembus Rp11 ribu

Harga Beras di Lotim Melonjak Naik, Warga KhawatirBeras jenis Premium dan medium dari Bulog yang dijual di pasar Paokmotong Lotim (dok. Ruhaili)

Berdasarkan data pantauan disejumlah pasar di Lotim, harga beras dengan kualitas medium, sudah menembus harga Rp 11.000 per kilogram, yang sebelumnya dengan harga Rp9.000 - 9.500 per kilogram. Harga itu sudah menyamai rekor tertinggi harga beras tahun lalu. 

Sementara untuk beras kelas super atau premium, sudah menembus harga Rp13.500-Rp14.000 per kilogram yang sebelumnya dengan harga Rp11.500 hingga Rp12.000. 

"Ini baru awal kenaikan, belum mencapai puncaknya, saya perkirakan harga beras masih akan terus merangkak naik, mengingat ini masih awal musim kemarau," tutur Sakdah,  salah seorang pedagang beras di Pasar Paokmotong Lotim. 

Meskipun harga sudah tinggi, lanjut Sakdah, stok beras masih aman, belum terjadi kelangkaan. Pasokan beras dari pengusaha penggilingan masih lancar. Tetapi untuk penyebab kenaikan signifikan ini, Sakdah mengaku sudah menjadi kebiasaan setiap memasuki musim kemarau harga beras selalu naik.

"Kalau stok masih aman, tidak terjadi kelangkaan," jelasnya.

Baca Juga: Pajak Ratusan Ribu Unit Kendaraan di Lotim Tidak Terbayar

2. Jaga kestabilan harga, Bulog akan optimalkan operasi pasar

Harga Beras di Lotim Melonjak Naik, Warga KhawatirKepala Cabang Bulog Lotim, Syaukani (dok. Ruhaili)

Kepala Cabang Bulog Lotim, M. Syaukani mengatakan, lonjakan harga terjadi secara global. Untuk itu, pihaknya berperan untuk melakukan stabilisasi harga. Untuk menjaga stabilitas harga beras ini, pihaknya telah mengambil langkah masif dengan cara melakukan kegiatan Operasi Pasar (OP).

Setiap hari pihaknya mengeluarkan 30-40 ton beras jenis medium. Beras tersebut dijual dengan harga Rp9 ribu per kilogram. Harga beras medium saat ini telah mencapai Rp12 ribu per kilogram lebih tinggi dari HET yaitu sebesar Rp10.800. 

"Harga ini jauh lebih rendah dari harga pasar saat ini," ungkap Syaukani.

Syaukani mengatakan bahwa pihaknya telah memulai OP sejak bulan Juni, namun  kegiatan tersebut akan lebih di masifkan pada bulan Juli dan Agustus untuk merespons lonjakan harga yang terjadi. Dalam operasi ini, pihaknya kolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) dengan target pembelian 1 ton beras per hari.

"Dengan langkah-langkah yang diambil oleh Bulog, diharapkan bahwa stabilitas harga beras dapat dipertahankan, meskipun tantangan dari fluktuasi pasokan dan harga bahan baku tetap ada. Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap memantau perkembangan situasi ini," imbuhnya.

3. Kebutuhan stok beras dijamin aman

Harga Beras di Lotim Melonjak Naik, Warga KhawatirBeras jenis medium yang dikeluarkan Bulog ke pasar untuk stabilkan harga (dok. Ruhaili)

Sementara itu, kebutuhan beras masyarakat di Lotim dipastikan sangat aman, karena pasokan beras dari panen raya masih aman. 

Syaukani mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan puncak pengadaan beras pada bulan Maret, April dan Mei yang mencapai 12 ribu ton beras. Karena stok beras sudah aman, pihaknya kemudian fokus ke pengadaan beras yang cenderung untuk komersil. 

"Pengadaan komersil ini untuk memenuhi kebutuhan pasar juga," tutupnya. 

Baca Juga: Ratusan Perempuan di Lombok Timur Menderita Kanker Payudara

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya