Dampak Limbah Galian C, Petani Bawang di Lotim Gagal Panen

Para petani mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah

Lombok Timur, IDN Times - Akibat terdampak limbah galian C, petani bawang merah di Desa Tirtanadi Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur (Lotim) mengalami gagal panen. Kerusakan tanaman para petani di desa setempat diduga karena limbah dari tambang galian C yang ada di sekitar lahan warga.

Bukan hanya tanaman bawang merah, tetapi terhadap semua jenis tanaman hortikultura juga mengalami persoalan yang sama. Kondisi ini membuat petani mengalami kerugian puluhan juta rupiah setiap tahun.

1. Setiap petani rugi puluhan juta rupiah

Dampak Limbah Galian C, Petani Bawang di Lotim Gagal PanenPetani mencabut tanaman bawang merah yang rusak (IDN Times/Ruhaili)

Muhdar, salah satu petani bawang merah yang mengalami gagal panen di Desa Tirtanadi mengatakan, hampir setiap tahunnya semua jenis tanaman holtikultura yang ia tanam tidak pernah maksimal karena lahan miliknya sudah tercemar limbah galian C. Pada tahun 2023 ini, ini ia berinisiatif untuk menanam bawang merah, tetapi mengalami gagal panen.

Dijelaskan Muhdar, karena selalu dicemari limbah tambang galian C, kondisi lahan pertanian saat ini sudah sangat memprihatinkan. Tingkat kesuburan tanah sudah jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga apa pun tanaman budidaya tidak pernah maksimal. 

"Saat ini kondisi pH (tingkat keasaman atau kebasaan) tanah jauh dari normal, pH tanah saat ini hanya 3, padahal kondisi pH tanah yang baik itu 6, sehingga jelas semua tanaman tidak ada yang berhasil dengan baik, gimana kita tidak tekor." Keluhnya.

Karena dampak pencemaran galian C, menyebabkan tanah memutih dan mengeras. Oleh sebab itu, dibutuhkan waktu lama baru bisa menormalisasi lahan. Selain itu, dibutuhkan juga biaya yang cukup besar. 

"Air irigasi yang keruh bertahun-tahun ini jelas merusak lahan pertanian karena menyebabkan lahan mengeras dan memutih," terangnya.

Baca Juga: Calon Istri Menghilang, Seorang Tuan Guru di Lotim Batal Menikah

2. Sudah pernah protes

Dampak Limbah Galian C, Petani Bawang di Lotim Gagal PanenLahan pertanian yang mengeras dan memutih karena tercemar limbah galian C (IDN Times/Ruhaili)

Petani yang terdampak limbah galian C ini sebenarnya telah seringkali melayangkan protes ke pemerintah lewat Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A). Akan tetapi, lima tahun terakhir ini tak kunjung ada penyelesaian. 

"Saat protes, air kembali jernih, tetapi selang beberapa hari kemudian, kembali keruh dan merusak," Ungkap pekasih kelompok tani Nurul Huda Amaq Ardian.

Dijelaskan Amaq Ardian, air irigasi yang tercemar limbah tambang galian C kondisinya sangat keruh, hitam dan membawa material batuan. Sehingga sangat merusak, bukan hanya merusak tanaman tetapi juga merusak tanah dan lahan pertanian. Kondisi ini telah berlangsung cukup lama. Para petani hanya meminta aktivitas penambangan ini dilaksanakan sesuai prosedur. 

"Kami petani tidak pernah melarang ada aktivitas penambangan, akan tetapi dampaknya kami minta jangan sampai merugikan petani," imbuhnya. 

3. Desa telah bersurat ke Pemprov tapi tidak ada tanggapan

Dampak Limbah Galian C, Petani Bawang di Lotim Gagal PanenAir irigasi untuk lahan pertanian terlihat keruh karena tercemar limbah galian C (IDN Times/Ruhaili)

Kepala Desa Tirtanadi, Ruspan saat dikonfirmasi menyampaikan telah berupaya membantu petani. Ia membenarkan air irigasi yang yang tercemar limbah galian C ini sangat merugikan petani.

Ruspan mengatakan bahwa Pemerintah Desa Tirtanadi sudah menyampaikan ke pemerintah kabupaten dan provinsi. Akan tetapi, Pemkab Lotim dan Provinsi NTB saling menyalahkan. Sehingga selama lima tahun terakhir ini belum ada solusi terbaik dari pemerintah untuk mengatasi keluhan petani.

Ruspan berharap pemerintah kabupaten diharapkan tidak saja meraup Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak galian C ini, tetapi harus memperhatikan dampak kerusakan lingkungan yang menyebabkan sektor usaha lainnya mengalami kerugian.

"Para petani yang terkena dampak tambang ini harus diperhatikan, karena petani juga ingin hidup dan dapat penghasilan yang baik dan layak dari lahan pertaniannya," tegas Ruspan.

Baca Juga: 135 Guru Honorer Lotim Lulus PPPK Tanpa Tes

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya