Uji Klinis Fase 3 di Lombok, Produksi Vaksin Covid-19 BUMN Akhir Tahun

Uji klinis fase 3 libatkan 953 relawan di Lombok

Mataram, IDN Times - PT. Bio Farma (Persero) melakukan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 BUMN di Puskesmas Gunungsari Kabupaten Lombok Barat, Jumat (8/7/2022). Sebanyak 953 relawan di Lombok mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 BUMN dalam uji klinis fase 3 ini.

Corporate Secretary & Investor Relation PT Bio Farma (Persero) R Rifa Herdian mengatakan setelah uji klinis fase 3 selesai maka pihaknya akan mengajukan izin edar. Ditargetkan vaksin Covid-19 BUMN ini akan diproduksi pada akhir 2022.

"Mudah-mudahan akhir tahun ini kita sudah bisa memproduksi vaksin ini," kata Herdian saat berbincang dengan awak media di Mataram, Jumat (8/7/2022) malam.

1. Libatkan 953 relawan di Lombok untuk uji klinis fase 3

Uji Klinis Fase 3 di Lombok, Produksi Vaksin Covid-19 BUMN Akhir TahunCorporate Secretary & Investor Relation PT Bio Farma (Persero) R Rifa Herdian. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 BUMN di Lombok melibatkan sebanyak 953 relawan. Total jumlah relawan untuk uji klinis fase 3 di seluruh Indonesia sebanyak 4.050 orang.

Pelaksanaan uji klinis fase 3 dilakukan setelah Bio Farma mendapatkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) fase 3, yang telah ditandatangani oleh Kepala Badan POM Penny K. Lukito pada 6 Juni 2022. Pelaksanaan Kick Off-nya dihadiri oleh Kepala BPOM, Menteri BUMN, dan Menteri Kesehatan.

Selain dilaksanakan di Semarang dan Lombok, uji klinis fase 3 dilaksanakan di Jakarta bekerja sama FK UI. Kemudian di Padang bekerja sama FK Universitas Andalas dan Kota Makassar bekerja sama dengan FK Universitas Hasanuddin.

"Mereka diberikan dosis 1 dan 2 untuk vaksin Covid-19 BUMN. Saat ini masuk penyuntikan kedua untuk dipantau setahun ke depan," terangnya.

Baca Juga: Guru Ngaji di Lombok Timur Lakukan Kekerasan Seksual pada Anak SD

2. Wujudkan kemandirian bangsa

Uji Klinis Fase 3 di Lombok, Produksi Vaksin Covid-19 BUMN Akhir TahunMenteri BUMN RI Erick Thohir (ketiga dari kiri), Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono (kedua dari kanan), Kepala BPOM Penny Lukito (kedua dari kiri), Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir (paling kiri) dan Peneliti Utama Center Semarang dr Yetty Movieta Nency, Sp.A(K) dalam kesempatan Konferensi Pers Kick Off Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 BUMN, di Lab Sentral RSND FK Undip Semarang, pada tanggal 9 Juni 2022. (Dok. Bio Farma)

Dengan adanya vaksin Covid-19 BUMN, kata Herdian, sebagai wujud kemandirian bangsa Indonesia memproduksi vaksin sendiri. Herdian berterima kasih kepada relawan dan dukungan semua pihak yang telah mendukung penelitian dan pengembangan vaksin BUMN ini, yang merupakan wujud dari kemandirian bangsa Indonesia dalam melawan pandemi Covid-19.

Vaksin Covid-19 BUMN ini merupakan vaksin pertama yang pengembangannya dari hulu hingga hilir dikembangkan di Indonesia oleh Bio Farma. Dari tahapan riset dan pengembangan hingga uji klinis telah dipastikan memenuhi standar tinggi sesuai regulasi internasional.

3. Hasil uji klinis miliki imunogenisitas tinggi dan sedikit efek samping

Uji Klinis Fase 3 di Lombok, Produksi Vaksin Covid-19 BUMN Akhir TahunKetua Tim Peneliti Center Semarang FK Undip dr. Yetty Movieta Nency, Sp.A(K)-IBCLC (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ketua Tim Peneliti Center Semarang FK Undip dr. Yetty Movieta Nency, Sp.A(K)-IBCLC menjelaskan uji klinis vaksin Covid-19 BUMN dilakukan sebanyak tiga fase. Fase pertama untuk menilai keamanan vaksin yang dilakukan pada bulan Maret 2022 di Semarang dan Jakarta pada 100 orang relawan. Hasil uji klinis fase pertama vaksin Covid-19 BUMN terbukti aman. Sehingga BPOM mengeluarkan izin untuk studi lanjutannya.

Kemudian dilakukan uji klinis fase 2 untuk mengetahui apakah ada manfaat vaksin tersebut. Hasil uji klinis fase 2 menunjukkan vaksin ini dan memiliki imunogenisitas yang tinggi. Untuk uji klinis fase 2 dilakukan pada 400 relawan di Semarang dan Padang.

"Keluhan efek samping sedikit sekali dan rata-rata nyeri di tempat suntikan. Yang mengalami efek samping sekitar 20 persen ringan. Demam aja jarang, rata-rata nyeri otot di tempat suntikan," ungkapnya.

Setelah hasil uji klinis fase 3 bagus maka dilanjutkan fase 3. Uji klinis fase 3 dilakukan terhadap 4.050 relawan di Indonesia. "Uji klinis fase 3 selesai bulan Agustus, semoga keluar izinnya. Kalau aman dan efektif cepat keluar izin edarnya," kata Yetty.

Baca Juga: Gaji Rp20 Juta, Peluang Nakes NTB Bekerja di Luar Negeri Terbuka Lebar

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya