Pariwisata Pulih, Ritel ini Tahan Ancaman Krisis Global 

Rencanakan kembangkan bisnis ke Kota Bima

Mataram, IDN Times - Di tengah kekhawatiran ancaman krisis global tahun 2023, perusahaan ritel PT. ACE Hardware Indonesia, justru akan menambah jumlah gerai toko pada tahun depan. Selain memiliki dua toko di Kota Mataram, ACE Indonesia berencana membuka gerai di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Area Manager Denpasar, Lombok dan Kupang ACE Indonesia, Januar Hadi Setyadiputra mengatakan sektor pariwisata yang mulai pulih di wilayah Nusa Tenggara membuat pihaknya yakin Indonesia tidak akan terdampak resesi global.
"Secara keseluruhan ekonomi tumbuh dan Indonesia cukup diperhitungkan. Itu membuat kita percaya diri. Tahun depan kami percaya industri pariwisata tumbuh baik," kata Januar saat media gathering di Mataram, Selasa (20/12/2022).

1. Tahun 2023, peluang makin gede

Pariwisata Pulih, Ritel ini Tahan Ancaman Krisis Global Area Manager Denpasar, Lombok dan Kupang ACE Indonesia, Januar Hadi Setyadiputra. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Januar menjelaskan ACE Indonesia berdiri di Indonesia sejak tahun 1995. ACE merupakan pusat kebutuhan rumah dan gaya hidup di Indonesia dengan menghadirkan ribuan jenis produk. Disebutkan, saat ini, ACE memiliki 228 toko yang beroperasi di 54 kota.
Ia mengungkapkan secara overall, perkembangan bisnis di Denpasar, Lombok dan Kupang mengalami kenaikan pada tahun ini. "Tahun 2023, masih ada kesempatan. Peluangnya lebih gede. Itu menjadi motivasi kami, ekonomi lebih baik lagi," katanya.

Baca Juga: Libur Nataru, 'Booking' Kamar Hotel di Senggigi Hampir 100 Persen 

2. Serap 90 persen tenaga kerja lokal

Pariwisata Pulih, Ritel ini Tahan Ancaman Krisis Global Ilustrasi tenaga kerja. IDN Times/Galih Persiana

Di Lombok, ACE memiliki dua toko, yaitu Lombok Epicentrum Mall dan Jalan Panji Tilar, Kota Mataram. Ia menyebutkan jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 90 orang. Dari jumlah tenaga kerja tersebut, hampir 90 persen merupakan tenaga kerja lokal dari Lombok.
Januar menjelaskan alasan pihaknya membuka gerai di luar mal. Karena berkaca saat pandemik tahun 2020 dan 2021, mal ditutup karena adanya pembatasan kegiatan masyarkat. Sehingga, berpengaruh terhadap penjualan dan lainnya.
"Tahun depan kita akan mengembangkan bisnis kita. Kita akan membuka toko di beberapa daerah," kata Januar.

3. Daya beli masyarkat meningkat

Pariwisata Pulih, Ritel ini Tahan Ancaman Krisis Global Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Januar menambahkan daya beli masyarakat masih meningkat meskipun ada kekhawatiran ancaman krisis global pada 2023. Hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun di NTB.
Untuk itu, pihaknya semakin mendekatkan diri dengan cuatomer. Selain menjual produk di dua toko yangvada di Kota Mataram, cuatomer juga bisa belanja dari rumah. Selanjutnya, pengiriman barang dilakukan lewat jasa pengiriman online atau petugas toko.
Berdasarkan rilis BPS, pertumbuhan ekonomi NTB kembali meroket pada triwulan III-2022 year on year (y-on-y) sebesar 7,1 persen. Ekonomi NTB yang tumbuh sebesar 7,1 persen pada triwulan III-2022 (y-on-y), dari sisi produksi, Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 38,79 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 34,54 persen. Berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan III-2022 mencapai Rp40,50 triliun. Sedangkan perekonomian NTB atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp26,07 triliun.

Baca Juga: 30 Kapal Pesiar Sandar di Lombok, Lobar Siapkan 3 Paket Desa Wisata 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya