Heboh Ciki Ngebul, NTB Setop Penjualan Nitrogen Cair 

NTB larang penggunaan nitrogen cair pada produk makanan

Mataram, IDN Times - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyetop penjualan nitrogen cair kepada pedagang pangan siap saji. PT Samator Gas Industri sebagai distributor di NTB telah diperintahkan menyetop penjualan nitrogen cair kepada pedagang pangan siap saji menyusul adanya korban ciki ngebul di Pulau Jawa.

"Kesimpulan rapat tadi dengan melihat bahaya yang ditimbulkan nitrogen cair, memang ada regulasi melarang penggunaan untuk siap saji. Komitmen kita bersama hari ini, pihak Samator sudah menyetop penjualan nitrogen cair, tidak ada lagi dijual untuk penjaja makanan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri di Kantor Gubernur NTB, Selasa (17/1/2023) sore.

1. Penjual ciki ngebul ditemukan di CFD Udayana Kota Mataram

Heboh Ciki Ngebul, NTB Setop Penjualan Nitrogen Cair ilustrasi jajanan yang disajikan dengan nitrogen cair (pexels.com/Gabriel Peter)

Pemprov NTB bersama dinas dan instansi terkait menggelar rapat terkait pengawasan makanan siap saji ciki ngebul di Kantor Gubernur NTB, Selasa (17/1/2023). Antara lain, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Satuan Polisi Pamong Praja, Biro Hukum, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram dan PT. Samator Gas Industri.

Fikri mengungkapkan pada Car Free Day (CFD) Udayana, Kota Mataram, Minggu (15/1/223) masih ditemukan penjual ciki ngebul. Penjual ciki ngebul itu telah diperingatkan untuk tidak lagi menjual barang dagangannya.

Pada Senin (16/1/2023), petugas masih menemukan penjual menjajakan ciki ngebul di Kota Mataram dengan alasan untuk menghabiskan sisa tabung yang tersisa tinggal satu. Selain meminta distributor menyetop penjualan nitrogen cair ke pedagang makanan siap saji, Dinas Kesehatan Provinsi NTB juga mengeluarkan surat edaran ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terkait pengawasan makanan siap saji ciki ngebul.

"Kalau dari sisi kesehatan sudah jelas, ciki ngebul ini lebih besar mudharat dari manfaatnya. Ini tidak memberikan manfaat nutrisi atau kesehatan," terang Fikri.

Baca Juga: Imbas Kenaikan BBM, Penduduk Miskin di NTB Naik 12,8 Ribu Jiwa 

2. Tindak pedagang ciki ngebul

Heboh Ciki Ngebul, NTB Setop Penjualan Nitrogen Cair Kepala Dinkes Provinsi NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri (IDN Times/Muhammad Nasir)

Larangan penjualan nitrogen cair sebagai bahan yang digunakan penjual ciki ngebul, melihat adanya korban di daerah lain seperti Tasikmalaya dan Bekasi Jawa Barat. "Kita tidak inginkan kasus itu terjadi di NTB. Sehingga kita lebih mengedepankan upaya preventif dan promotif," ujar Fikri.

Sampai saat ini, ungkap Fikri, belum ada kasus anak yang menjadi korban dari mengonsumsi ciki ngebul di NTB. Tetapi kewaspadaan perlu ditingkatkan. Untuk itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) NTB akan menindak tegas pedagang yang tetap nekad menjual ciki ngebul.

3. Dapat menyebabkan tangan melepuh

Heboh Ciki Ngebul, NTB Setop Penjualan Nitrogen Cair Mobil laboratorium keliling BBPOM. (Dok. BBPOM)

Kepala Balai Besar POM Mataram I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan dalam pertemuan tersebut, pihaknya bersama Pemprov NTB telah meminta PT. Samator Gas Industri memperketat distribusi nitrogen cair. Dalam Peraturan Kepala BPOM, penggunaan nitrogen cair dilarang untuk produk makanan siap saji.

Ayu menjelaskan titik beku nitrogen cair adalah minus 210 derajat Celcius dan titik didihnya minus 195 derajat Celcius.

"Kalau kena tangan maka bisa menyebabkan luka, tangan melepuh. Dan dia punya sifat cairan ini berubah menjadi gas apabila kena kontak dengan benda yang suhunya lebih dari suhu ruang," terangnya.

Ayu menambahkan apabila nitrogen cair ini disemprotkan ke ciki, maka akan berubah menjadi uap. Uap itulah yang membuat makanan siap saji itu ngebul.

"Kalau nitrogen cair itu tersisa, masuk saluran pencernaan, dia akan berubah menjadi 700 kali lipat. Bisa menyebabkan luka pada lambung," tandasnya.

Baca Juga: Pabrik Gula NTB Masih Impor Bahan Baku dari Thailand

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya